BAHAN SERMON MAJELIS, LS, CLS GMI KASIH KARUNIA
JUMAAT 27 FEBRUARI 2015
Nats Khotbah : 1 Korintus 1:18-25
Thema : “Hikmat manusia dan
Hikmat Allah”
By : Rev. T.M.
Karo-karo,STh,MA
I.
Pendahuluan
Manusia
sering menganggap kebodohan terhadap hal-hal yang sebenarnya belum ia pahami.
Hal ini terjadi pula ketika manusia itu mendengarkan berita-berita tentang
Yesus yang disalibkan. Karena ketidak mengertiannya, mereka menganggap berita
itu bodoh. Itulah yang dimaksud dengan “hikmat manusia”.
II.
Eksegese
Dalam Perikop ini (1 Korintus 1:18-25) Paulus
dianggap “bodoh” dalam pembelaan salib yang ia beritakan. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah
kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.(ayat 18). Allah menyatakan karyanya melalui AnakNya Yesus
Kristus hal tampak sebagai suatu kebodohan bagi semua orang yang tidak mau
menerima berita tersebut. Bagaimana mungkin Allah menyingkapkan diriNya dengan cara yang khusus melalui seorang manusia?
Dikatakan Paulus bahwa pertanyaan itu adalah pertanyaan ‘mereka yang akan
binasa” (ayat 180); hanya kita yang diselamatkanlah bisa mengerti bahwa berita
salib bukanlah kebodohan melaikan hikmat
yang paling agung.
Injil mengenai Salib mencapai puncaknya
pada suatu ungkapan yang penuh kemenangan dalam sebuah paradoks yang agung,
bahwa apa yang dianggap bodoh oleh manusia, dan klaim-klaim yang dilontarkan
mereka bukan sebagai suatu kebenaran. Berita Injil membalikkan penilaian
manusia itu, yakni : Apa yang sepintas tampak sebagai yang bodoh dari Allah,
sementara Ia berbicara melalui Yesus Kristus yang tersalib dan melalui para
rasul yang lemah dan menderita (lihat 1 Korintus 4:9), namun hal ini sebenarnya
lebih bijaksana daripada semua hikmat manusia yang masih bekerja dengan hikmat dunia
ini. Apa yang lemah dari Allah masih lebih kuat daripada apa yang dianggap
sebagai kekuatan manusia. Apa yang dianggap sebagai "kebodohan" dan
"kelemahan" Allah, disingkapkan sebagai hikmat dan kekuatan sejati
didalam kemampuannya menciptakan iman dan penyelamatan.
III.
Aplikasi
Sangat sulit untuk menjelaskan kuasa
salib Kristus kepada orang yang belum percaya. Tetapi bila kita melihat salib
itu melalui kacamata rohani, barulah kita mulai mengerti sepenuhnya hikmat yang
terkandung di dalamnya.
Rasul Paulus menjelaskan bahwa
pemberitaan tentang salib adalah kebodohan bagi dunia, tetapi bagi kita yang
berada di dalam Kristus, pemberitaan itu adalah hikmat Allah. Jadi pada
dasarnya, hikmat Allah menyatakan betapa terbaliknya pemikiran dunia!
Dunia berpikir bahwa mereka penuh
hikmat, dan menurut mereka, orang-orang Kristen hanya menyia-nyiakan waktu
untuk pergi ke gereja dan membicarakan tentang “cara mendapatkan keselamatan”.
Padahal itulah kebenaran yang akan membawa orang-orang yang terhilang ke dalam
suatu hubungan yang menyelamatkan mereka.
Seandainya keselamatan bergantung pada
kita, mungkin kita akan melakukan berbagai usaha untuk meraihnya. Itu yang
diajarkan ajaran lain di bumi ini. Mereka menganggap amal dan perbuatan baik
adalah alat untuk mendapatkan keselamatan. Padahal bagi Bapa perbuatan baik
sebanyak apapun tidak akan cukup untuk membayar hutang dosa kita. Itulah
sebabnya Ia sendiri yang bertindak dengan melakukan sesuatu yang hanya Dia yang
bisa dan tahu bahwa itu diperlukan untuk menyelamatkan jiwa kita.
Hal yang selanjutnya yang perlu kita
pahami dalam pengalaman hidup sering
terjadi perpecahan dalam persekutuan/kelompok karena berbeda prinsip, dalam hal
ini kita tidak perlu mempertahankan prinsip masing-masing namun bagaimana kita
dapat mensinkronkan pendapat kita agar persekutuan itu menjadi lebih hidup.
Tuhan memberkati.