Sunday, December 22, 2013

Thema: “Insan yang berharga bagi Tuhan” (Yesaya 60:15-22)
Sub Thema: “Kelahiran Yesus memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan pemulihan itu akan mengangkat harkat dan martabat manusia”
by : Rev. T.M. Karo-karo,STh,MA
Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di ladang  pemiliknya. Ketika ia mendekati kandang kuda, ia mendengar  binatang besar itu memanggilnya. Kata kuda itu, "Kamu pasti masih baru di sini. Tak lama lagi kamu akan tahu bahwa pemilik ladang ini mencintai  saya lebih dari binatang lainnya sebab saya telah mengangkut  banyak barang untuknya. Saya kira seekor binatang sekecil kamu  tidak akan bernilai sama sekali baginya."
Anjing kecil itu menundukkan kepalanya dan segera pergi ketika dia  mendengar seekor sapi di kandang sebelah berkata, "Saya adalah  binatang yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya, kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini." Teriak seekor domba, "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi  dari saya, saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini,  saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi mengenai anjing itu, pendapatmu benar, dia tidak memberi apa-apa kepada pemilik ladang ini." Satu persatu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu,  sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang  itu. Ayampun berkata bagaimana ia telah memberi telur dan kucing,  yang terkenal karena kecepatannya, mengatakan bagaimana ia  mengenyahkan tikus-tikus dari rumah itu. Semua binatang itu  sepakat bahwa anjing kecil itu tidak memberi apa-apa kepada keluarga itu.
 Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu  pergi ke tempat sepi dan mulai menangis. Ada seekor anjing tua di  situ mendengar tangisan tersebut, lalu mendengarkan cerita anjing  kecil itu. "Saya tidak memberi pelayanan kepada keluarga di sini..." Kata anjing tua itu, "Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk  menarik pedati, dan kamu tidak akan bisa memberi telur, susu atau bulu. Tapi bodoh sekali bila kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu  lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan" Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak lelah  karena perjalanan jauh di tengah terik matahari, anjing kecil itu  lari menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya.  Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang itu memeluk dia  erat-erat dan mengelus-elus kepalanya serta berkata, "Meskipun  saya pulang dalam keadaan lelah, tapi saya merasa semuanya hilang  bila kamu menyambut saya, kamu sungguh paling berharga diantara semua binatang di ladang ini."
Demikian juga halnya dengan anak-anak Tuhan sekarang ini, merasa dirinya tidak berharaga cuma karena dirinya tidak bisa melakukan perkara-perkara yang besar menurut penilaian dunia. Cuma karena mereka tidak bisa berkhotbah seperti pengkhotbah terkenal atau tidak mempunyai karunia kesembuhan /mujizat, mereka merasa dirinya tak bernilai di hadapan Tuhan. 
Puji Tuhan ternyata Tuhan melihat kita begitu berharga.
Dalam Yesaya 43:4 dikatakan bahwa bangsa Israel begitu berharga di mata Tuhan.
Yes 43:4  Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
Demikian juga dengan Tuhan Yesus  yang menilai manusia (orang percaya) lebih berharga  dari burung pipit dan domba.
Pada kesempatan ini kita akan belajar tentang faktor-faktor yang menentukan nilai seseorang di hadapan Tuhan.
I.  SIAPA YANG MEMILIKI ORANG TERSEBUT

Dalam perjanjian Baru , Paulus mengatakan bahwa kita telah dibeli dan dibayar dengan lunas.
1Kor 6:20  Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
1Kor 7:23  Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.
Dengan telah dibeli dan ditebusnya kita, itu berarti bahwa kita adalah milik Yesus. Dan karena kita dimiliki oleh Yesuslah makanya kita menjadi begitu berharga. Sebelumnya kita hanyalah seonggok tanah liat yang tidak bernilai sama sekali, namun karena kita telah dibeli dengan darah yang mahal makanya kita menjadi begitu bernilai di hadapan Tuhan.
Pernah terjadi dalam sebuah lelang di mana barang-barang seseorang yang terkenal dilelang dan mencapai harga yang begitu tinggi, jauh melebihi harga semestinya.
Bagaimana mungkin kursi goyang yang harganya $3,000 bisa laku $453,000. Sebuah mobil bekas yang ditaksir bernilai $18,000 laku dilelang seharga $79,500. Gelas biasa yang ditaksir bernilai $500 ternyata bisa laku seharga $38,000. Sebuah kalung yang bernilai $700 bisa laku $211,500 atau mengalami peningkatan 302.000% dari harga normal! Sudah bayar sedemikian mahal, mereka masih mengucapkan beribu-ribu terima kasih. Gila, bukan? Tetapi semua kegilaan itu bisa dimaklumi karena barang-barang yang dilelang tersebut adalah milik Jacqueline Kennedy Onassis. Yang membuat barang-barang tersebut laku mahal tentu saja bukan karena barang itu sendiri, tetapi karena siapa yang memilikinya.

Selain itu ada juga gitar yang harganya mungkin Cuma beberapa puluh atau beberapa ratus juga , setelah dilelang bisa mencapai harga 20 milyar rupiah. Gitar-gitar itu dibeli oleh seorang pangeran dari timur tengah. Gitar tersebut dibeli dengan harga yang begitu mahal, cuma karena gitar tersebut adalah milik John Lennon dan Elthon John.
Bukankah ini hal yang gila, nilai barang tersebut melonjak bebarapa kali lipat Cuma karena siapa yang memiliki barang tersebut. Demikian juga halnya dengan kita. Nilai kita melonjak jauh ketika kita dimiliki oleh Yesus Kristus. Kita yang tadinya hanyalah sampah, kita diangkat menjadi anak-anak yang dikasihi-Nya. Sekarang kita dipandang berharga di mata-Nya. Sama seperti barang-barang lelangan tersebut, hidup kita sungguh berharga. Yang membuat kita berharga karena Dia yang memiliki kita, kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.

Ada dua kebenaran yang bisa kita petik melalui renungan hari ini. Pertama, jangan pernah sombong sebab yang membuat kita bernilai dan berharga bukan karena diri kita, tapi karena Tuhan. Kedua, ketika kita depresi karena merasa tidak berharga, ingatlah bahwa nilai kita ditentukan oleh Tuhan Yesus. Dia bersedia membayar dengan darah yang mahal hanya untuk menyelamatkan kita. Kita begitu berharga dan bernilai. Jangan pernah memiliki cara pandang yang miskin tentang diri kita sendiri.

Miliki rasa percaya diri, bukan karena diri kita, tetapi karena Tuhan Yesus yang memiliki kita. Hidup kita berharga bukan karena diri kita sendiri tapi karena Dia yang memiliki kita. " Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus ... bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal ... "(1 Petrus 1 : 18 - 19)

II. CARA DAN LAMANYA PROSES PENEMPAAN

Yeremia 18:4  Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Yeremia menggambarkan bahwa manusia itu seperti tanah liat dalam tangan seorang penjunan. Dalam hal ini penjunan tersebut tentulah Allah sendiri. Seorang penjunan akan membuat bejana dari tanah liat yang sama dengan harapan tanah liat yang tak bernilai tadi bisa menjadi suatu karya seni yang bernilai tinggi tentunya.Bahkan seorang penjunan akan melakukan secara berulang-ulang sampai bejana tersebut menjadi bejana yang sempurna dalam pemandangannya.(Yer 18:1-6)

Dengan demikian proses penempaan itu sendiri adalah sebuah upaya meningkatkan harga suatu barang. Barang yang tadinya tidak atau kurang bernilai diproses menjadi suatu barang yang mempunyai nilai yang tinggi.

Suatu saat sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu, sebuah cangkir yang indah sekali" kata si nenek  kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk pujian dan perhatiannya, cuma perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak tidaklah indah dan secantik ini. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan  yang mencangkulku, menyiramku dengan air, setelah itu ia mengncurkan aku dengan cara memasukan aku dalam mesin penghancur tanah dan setelah lembut, dengan tangan kotor membentuk aku diatas sebuah alat yang bisa berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku sambil membentuk aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja menekanku, tanpa menghiraukan teriakanku. Setelah terbetuk pikirku penderitaanku akan segera berakhir, tetapi ternyata belum. Ternyata aku harus dikeringkan dulu, aku diangin-anginkan selama beberapa minggu setelah itu aku dijemur untuk mengeluarkan kadar air yang ada dalam tubuhku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.Tapi orang ini berkata "belum !" Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya ! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.
Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Saudara, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah. Allah mengubah kita dari tidak bernilai menjadi sesuatu karya yang bernilai tinggi.Dengan demikian proses penempaan atau pembentukan adalah cara Tuhan membuat saudara dan saya sempurna dan berharga di mata-Nya.

P.B Meyer asal Inggris pernah memberikan sebuah ilustrasi sebagai berikut:
Sepotong besi dengan harga Rp 25.000,-
-          Kalau ditempa atau dibentuk menjadi tapal kuda (sepatu kuda) akan menjadi seharga Rp 50.000)
-          Kalau ditempa atau dibentuk menjadi jarum, harganya naik menjadi Rp 175.000)
-          Kalu ditempa atau dibentuk menjadi pisau silet, harganya akan menjadi berlipat ganda menjadi Rp 1.625.000)
-          Kalau ditempa atau dibentuk menjadi jarum penunjuk arloji Rolex, harganya melonjak lagi menjadi Rp 1.250.000.000.
Setiap tampaan atau pembentukan terhadap besi tersebut, meningkatkan nilai jualnya. Lebih banyak ditempa, dipukul, dibakar, maka nilai jualnya semakin tinggi.
Demikian juga dengan kita orang percaya, semakin lama dan semakin banyak kita ditempa dan kita merespon dengan benar penempaan itu, tanpa kita sadari hal itu akan meningkatkan nilai kita.

III.   KETAATAN DAN KESETIAAN SESEORANG
Ketaatan dan kesetian kita menentukan nilai kita.Jika seseorang setia  dan taat maka ia akan menjadi property kesayangan Tuhan.
Salomo mengatakan bahwa ketaatan dan kesetiaan yang nampak dalam kelakuan dan perbuatan yang baik, membuat seseorang begitu berharga melampaui harga emas perak dan permata.
Amsal 22:1  Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.
Ams 20:15  Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.
Ams 31:10  Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
Demikian juga halnya dengan Paulus. Ia menggambarkan bahwa dalam rumah yang besar banyak perabot, ada yang terbuat dari emas dan perak  ada pula yang terbuat dari kayu dan tanah. Perabot-perabot tersebut dibuat dengan bahan yang berbeda dan dengan tujuan yang  berbeda.
2Tim 2:20  Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
Namun demikian, seseorang bisa menjadi perabot yang dipakai untuk tujuan yang mulia dengan cara” menyucikan diri dari hal-hal yang jahat” .
2Tim 2:21  Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Dengan demikian, ini berarti bahwa ada bagian kita dalam menentukan nilai. Ketaatan kita terhadap Tuhan dan Firman-Nya dengan cara menjauhi kejahatan adalah faktor yang menentukan sekali nilai kita baik dalam pandangan manusia maupun dalam pandangan Tuhan.
Ada legenda seekor anjing yang setia menemani tuannya, Prof. Dr. Elisaburo Ueno, guru besar di Universitas Tokyo. Awalnya, Hachiko, anjing itu diajak mengantar dan menjemput tuannya di sebuah stasiun kereta api. Setiap hari, Hachiko selalu menunggu dengan setia kedatangan profesor. Suatu saat, tahun 1925, sang profesor tidak muncul di stasiun kereta karena meninggal di tempat mengajar. Namun Hachiko, dengan kesetiaan luar biasa tetap menanti hingga tengah malam. Keesokannya, lusa, dan bahkan dikisahkan seterusnya selama 10 tahun, ia terus menunggu. Suatu saat, Hachiko tertabrak dan mati seketika. Kisah ini sangat mengharukan masyarakat Jepang sehingga mereka mengabadikannya dengan mendirikan patung anjing.
Bisa jadi Hachiko bukan anjing yang mahal awalnya, ia hanyalah anjing kampung namun karena kesetiannya kepada tuannya ia menjadi begitu bernilai, sampai dibuatkan sebuah patung khusus untuk mengenang kesetiaannya. Seandainya Hachiko hidup dalam jaman sekarang ini tentu akan dihargai dengan harga yang sangat mahal kalau dilelang. Pertanyaannya apakah yang membuat nilainya melambung tinggi??, jawabannya adalah ketaatan dan kesetiaannya terhadap tuannya.
Demikian juga dengan orang percaya. Meskipun kita telah dibeli oleh darah yang mahal, namun kita harus menjaganya dengan taat dan setia terhadap Tuhan dan Firman-Nya. Namun demikian bukan karena kita bernilai tinggi makanya kita dibeli mahal, tapi karena kita dibeli mahal makanya kita bernilai tinggi. Selanjutnya kita harus taat dan setia terhadap Tuhan yang telah membeli kita guna mempertahankan nilai kita di hadapan Tuhan.

IV.   APA YANG ADA DALAM SAUDARA
Dengan demikian nilai manusia sesungguhnya bukan terletak pada casingnya yang merupakan bejana tanah liat yang tak berarti, tapi pada harta di dalamnya. Orang percaya seperti peti harta karun yang terdapat harta yang tak ternilai harganya.
Ini menjadi suatu penghiburan sejati bagi kita, mungkin casing kita jelek, kurus, pendek, kudisan yang penting apa harta yang ada dalamnya. Kalau di dalam kita ada harta yang tak ternilai maka kita adalah sesuatu yang bernilai tinggi.
Selain itu Alkitab juga menegaskan bahwa di dalam kita ada Roh Kudus. Roh yang memberi kita kuasa dan kemampuan untuk memberitaan injil.
Roh yang ada dalam kitalah yang membuat kita berharga, karena tanpa Roh Kudus itu kita sama saja dengan bejana yang tak bernilai. Tapi Roh kudus menjadikan kita bernilai tinggi dan berharga.
Inilah cara pandang yang harus dimengerti oleh anak-anak Tuhan. Nilai kita bukan karena casingnya tapi isinya. Kalau isinya Firman Tuhan (injil) dan Roh Kudus niscaya saudara dan saya bukan bejana tanah liat biasa tapi sebuah bejana tanah liat yang luar bisa,
Pada umumnya dunia akan menghargai manusia dari casing (paras dan mukanya), tapi Tuhan melihat dan menghargai apa yang ada dalam hati.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.