Friday, August 15, 2014

BAHAN SERMON LS, CLS, MAJELIS GMI  KASIH KARUNIA
JUMAAT 15 AGUSTUS 2014
                                       

Nats Alkitab    : Roma 12:1-8
Thema             : Hidup oleh Kemurahan Allah
Oleh                : Pdt. T.M. Karo-karo, STh,MA
(bisa dibaca di: gmikasihkarunia.blogspot.com)

       I.            Pendahuluan
Pasal 12 merupakan bagian aplikasi  surat Roma, setelah sebelumnya Paulus secara panjang lebar membahas tentang keselamatan dan mengakhirinya dengan sebuah doxology (bd. 11:33-36). Dalam Pasal 12:1-8 Paulus membahas tentang dua macam pelayanan orang Kristen, yaitu pelayanan pribadi kepada Tuhan (ayat 1-2) dan pelayanan komunal dalam konteks gereja (ayat 3-8). 

    II.            Exegese dan Aplikasi

Kata “karena itu” dalam ayat 1 menunjukan adanya hubungan yang erat antara pasal 12 dengan ayat-ayat sebelumnya. Dan perkataan “demi kemurahan Allah”  mempunyai arti: kemurahan, belas kasihan, kasih sayang. Yang dapat diartikan: belas kasihan yang diberikan kepada seseorang yang sedang dalam kesulitan atau kesusahan.
Orang percaya adalah orang yang telah menerima belas kasihan Allah, dari yang tidak layak menjadi layak, dari yang seharusnya binasa menjadi selamat, itu adalah kemurahan Allah. Dan inilah dasar kita  untuk melayani, beribadah dan bersyukur kepadaNya.
Ada tiga sikap yang harus dimiliki orang percaya sebagai orang yang hidup dalam kemurahan Allah:

1.   Memiliki Ibadah yang sejati (ayat 1)
Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan kepada Allah dengan memperhatikan  tiga aspek yaitu, hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
·         Mempersembahkan (parastesai) berarti; menyediakan, membawa dan mempersembahkan.
·         Hidup (zaw): tidak mati, dapat bergerak dan bertindak, aktif dengan penuh kekuatan.
·         Kudus (agios): suci secara fisik, suci moral dan rohani
·         Berkenan (eu arestos) : menyenangkan, dapat diterima, baik
Bila hasil menyenangkan berarti motivasinya benar.
Ketiga unsur ini harus berjalan secara bersamaan, keaktifan kita beribadah atau melayani Tuhan harus dibarengi dengan kekudusan hidup. Dan ketika kita mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan motivasi kita adalah menyenangkan Tuhan  bukan menyenangkan diri kita.

2.   Berani berbeda dengan dunia (ayat 2)
Janganlah kamu serupa dengan dunia (ayat 2), serupa: sama, tidak bisa dibedakan; dunia: mengacu kepada segala hal yang tidak berkenan kepada Tuhan. Dunia identik dengan kegelapan, sedangkan orang percaya adalah terang. Bila kehidupan kita tidak bisa dibedakan dengan dunia, bagaimana hasilnya? Maka Paulus menasehati: berubahlah oleh pembaharuan budimu. Yang bebarti: pembaruan pikiran, pengertian, akal dan perasaan. Sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah---menguji atau melihat apakah sesuatu asli atau palsu.

3.   Memiliki kerendahan hati (ayat 3-8)
Dalam BIS : 12:3 Allah sudah memberi anugerah kepada saya. Itu sebabnya saya menasihati Saudara-saudara semuanya: Janganlah merasa diri lebih tinggi dari yang sebenarnya. Hendaknya kalian menilai keadaan dirimu dengan rendah hati; masing-masing menilai dirinya menurut kemampuan yang diberikan Allah kepadanya oleh karena ia percaya kepada Yesus----berpikir menganggap lebih tinggi dari pada sepantasnya. Intinya kerendahan hati, Paulus memberikan  alasan mengapa orang percaya harus memiliki kerendahan hati:
·         Karena kita adalah satu tubuh di dalam Kristus, berarti satu pemilik, satu tujuan, yaitu mempermuliakan Allah.
·         Kita mempunyai tugas yang berbeda antara satu dengan yang lain, tetapi satu tujuan untuk mempermuliakan Allah.
Jangan menjadi sombong dan menganggap lebih baik dari pada yang lain, tetapi milikilah kerendahan hati sebab kita sudah menerima kemurahan Allah.

 III.            Kesimpulan
Orang percaya adalah orang yang hidup dalam kemurahan Allah, karena itu harus memiliki sikap, yaitu memiliki ibadah yang sejati, berani tampil beda dengan dunia dan memiliki kerendahan hati.


Kepustakaan

Davidson F dan Ralph P. Martin, “Tafsiran Roma” dalam Tafsiran Alkitab Masakini, Yayasan   Komunikasi Binakasih/OMF, Jakarta 1999
Imanzanwordpress.com, Hidup oleh Kemurahan Allah.





No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.