KHOTBAH MINGGU TGL
01 FEBRUARI 2015
DI GMI KASIH KARUNIA, JLN HANG TUAH
2 MEDAN
Nats
Alkitab : Markus 1:21-28
Thema : "Sepadan perkataan dengan perbuatan"
PENDAHULUAN/PENJELASAN
Markus
sering menceritakan berbagai reaksi
orang ketika mendengar pengajaran Yesus tanpa menuliskan apa yang diajarkannya.
Ia memang ingin menunjukkan bagaimana Yesus dipandang sebagai guru yang membuat
pikiran orang terbuka. Para pendengarnya sudah cukup tahu ajaran-ajaran agama.
Yang mereka butuhkan ialah rasa mantap. Pengajaran pokok Yesus sebenarnya sudah
ditampilkan Markus dalam Mrk 1:15, yakni bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Dan
inilah yang diajarkannya hari itu di sinagoga di Kapernaum. Jadi yang dikatakan
orang-orang nanti pada akhir perikop ini
sebagai “ajaran baru” ialah pewartaan mengenai sudah datangnya Kerajaan
Allah tadi. Dan ujud nyata kerajaan ini ialah mulai tersingkirnya kuasa-kuasa
jahat.
Kita
akan tertarik pada kisah mengenai orang yang kerasukan setan di sinagoga tempat
Yesus mengajar hari itu. Markus memang hendak menekankan hubungan antara
kegiatan mengajar Yesus dengan pengusiran roh jahat.
Setiap
pengajaran-Nya selalu membawa respon dari para pendengar-Nya. Markus 1;21-28
setidaknya mencatat dua pengaruh yang dirasakan langsung dari khotbah
Yesus.
I.
Pertama, orang
banyak takjub medengar ajaran Yesus. Cara dan isi ajaran Yesus berbeda dengan
ahli Taurat sehingga membuat orang takjub. Mengapa mereka takjub? Karena Yesus
mengajar dengan menunjukkan otoritas rohani yang berasal dari Allah. Yesus
membuat firman menjadi hidup dan menimbulkan kekaguman bagi orang yang
mendengar-Nya. Di dalam diri Yesus, perkataan dan perbuatan bersatu- padu.
Itulah sebabnya, apa yang diajarkan-Nya didukungnya dengan “tanda-tanda”, yaitu
apa yang Dia kerjakan. Perkataan diilustrasikan-Nya dengan “pekerjaan” nyata. Sedangkan
pekerjaan dijelaskan-Nya dengan perkataan. Dengan demikian perkataan-Nya
mendapatkan bobot / isi, sedangkan pekerjaan-Nya mendapatkan makna. Dengan
pekerjaan-Nya, Yesus “memeteraikan” sabda-Nya. Inilah Injil yang original,
yaitu Injil yang diberitakan Yesus melalui perkataan dan perbuatan. Jadi dalam
hal ini peran Yesus lebih dari sekedar pembawa berita atau hanya menerjemahkan
pesan langit supaya dimengerti di bumi.
Maka tidaklah mengherankan orang yang melihat dan
mendengarnya menjadi takjub, sangat
heran, atau terkejut/ kaget . Reaksi seperti itu timbul oleh karena
Yesus mengajar berbeda dari para rabbi. Ia menyimpang dari
kebiasaan umum. Menurut Markus, yang menyebabkan mereka takjub adalah kuasa
yang dimiliki Yesus. Yesus benar-benar seorang pengajar yang berwenang atas
kuasa ilahi yang dimiliki-Nya. Justeru karena menyimpang dari yang lazim,
lebih-lebih karena tampil dengan wewenang sendiri, para pendengar-Nya kaget,
sedangkan para pemimpin Yahudi kesal dan jengkel.
II.
Reaksi kedua,
masih berkaitan dengan otoritas dari Bapa-Nya, kehadiran Yesus membuat tidak
nyaman bagi roh-roh jahat. Roh-roh yang
selama ini tidak terusik oleh kehadiran ahli-ahli Taurat dan umat yang
beribadah. Namun, kini mereka terganggu. “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus
orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau:
Yang Kudus dari Allah” (Markus 1:24).
Roh jahat itu meneriakkan tiga kalimat keras.
·
Yang pertama
bernada umpatan, “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret!” Roh jahat
ini merasa teganggu oleh kehadiran Yesus. Ia merasa terancam. Marah. Kenapa
Yesus tidak mengurus “bisnisnya” sendiri seperti kebanyakan ahli Taurat:
membangun citra dan wibawa. Ia mengira Yesus sama seperti dirinya, mencari
pengaruh, memasarkan komoditi “rohani”.
·
Kedua, roh jahat
itu merasa terancam, “Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami?” Roh jahat
ini tahu apa yang hendak dikerjakan Yesus, tentu saja mereka sangat terancam.
Yesus tidak pernah kompromi dengan roh jahat dan kuasanya.
·
Akhirnya, yang
ketiga, ia malah menggertak bahwa ia kenal siapa Yesus, yakni “Yang Kudus dari
Allah.” Mengatakan aku kenal siapa kamu membuat orang menjadi ‘groggi”. Ada
hal-hal yang disembunyikan kini terungkap. Tetapi memang benar, kuasa jahat itu
mengenal siapa yang kini dihadapinya. Di hadapannya ada wilayah suci yang tidak
dapat membuatnya bergerak. Dan wilayah itu ada pada “Orang Nazaret” ini.
Keunggulannya jelas dirasakan. Itulah yang disaksikan orang banyak pada waktu
itu dan diberitakan pada kita sekarang ini. Mereka semakin bertanya-tanya,
siapa sesungguhnya “Orang Nazaret” ini, yang mempunyai wibawa sedemikian besar
sehingga roh jahat pun menyingkir? Pastilah Orang ini adalah benar “Yang Kudus
dari Allah”! Bukan sembarangan orang, bahkan lebih dari sekedar nabi!
APLIKASI
1. Isi ajaran Yesus berbeda dengan ajaran-ajaran para
ahli Taurat, dia tampil beda, berkuasa karena :
·
Perkataan dan
perbuatan bersatu---ndang holan hata
·
Perbuatan
dijelaskan dengan perkataan
·
Perkataan
dipraktekkan dengan perbuatan
Itulah tujuan orang Kristen di dalam hidup,
bagaimana supaya apa yang kita katakan itu sepadan dengan perbuatan kita. Kalau
kita mengatakan “Kasih” mari kita
melakukan kasih itu, Kalau kita mengatakan ‘mengampuni” mari kita illustrasikan
bagaimana mengampuni di dalam hidup kita. Jika kita mengatakan
“bertolong-tolongan”, maka kita harus memberi pertolongan kepada orang yang
membutuhkan.-------illustrasi: (cerita di lobu Rappa---lobu Jior bersama dengan
orang orang yang menganut kepercayaan Parmalim) apa sebenarnya beda kehadiran
iman Kristen di suatu daerah.
2. Kehadiran Orang-orang Kristen yang benar membuat
iblis takut dan gentar, tetapi kehadiran orang-orang Kristen yang biasa-biasa
tidak diperdulikan oleh Iblis. Cerita---beberapa kali ketika membuka POS PI, di
Langkat, Di Tanak Karo, Di Asahan dan di Nias.
3. Iblis tahu bahwa kehadiran orang-orang percaya akan
merubuhkan Kerajaannya. Karena kehadiran orang-orang percaya adalah sama dengan
Kehadiran Kerajaan Allah.