Sunday, December 22, 2013

Thema: “Insan yang berharga bagi Tuhan” (Yesaya 60:15-22)
Sub Thema: “Kelahiran Yesus memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan pemulihan itu akan mengangkat harkat dan martabat manusia”
by : Rev. T.M. Karo-karo,STh,MA
Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di ladang  pemiliknya. Ketika ia mendekati kandang kuda, ia mendengar  binatang besar itu memanggilnya. Kata kuda itu, "Kamu pasti masih baru di sini. Tak lama lagi kamu akan tahu bahwa pemilik ladang ini mencintai  saya lebih dari binatang lainnya sebab saya telah mengangkut  banyak barang untuknya. Saya kira seekor binatang sekecil kamu  tidak akan bernilai sama sekali baginya."
Anjing kecil itu menundukkan kepalanya dan segera pergi ketika dia  mendengar seekor sapi di kandang sebelah berkata, "Saya adalah  binatang yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya, kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini." Teriak seekor domba, "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi  dari saya, saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini,  saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi mengenai anjing itu, pendapatmu benar, dia tidak memberi apa-apa kepada pemilik ladang ini." Satu persatu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu,  sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang  itu. Ayampun berkata bagaimana ia telah memberi telur dan kucing,  yang terkenal karena kecepatannya, mengatakan bagaimana ia  mengenyahkan tikus-tikus dari rumah itu. Semua binatang itu  sepakat bahwa anjing kecil itu tidak memberi apa-apa kepada keluarga itu.
 Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu  pergi ke tempat sepi dan mulai menangis. Ada seekor anjing tua di  situ mendengar tangisan tersebut, lalu mendengarkan cerita anjing  kecil itu. "Saya tidak memberi pelayanan kepada keluarga di sini..." Kata anjing tua itu, "Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk  menarik pedati, dan kamu tidak akan bisa memberi telur, susu atau bulu. Tapi bodoh sekali bila kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu  lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan" Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak lelah  karena perjalanan jauh di tengah terik matahari, anjing kecil itu  lari menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya.  Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang itu memeluk dia  erat-erat dan mengelus-elus kepalanya serta berkata, "Meskipun  saya pulang dalam keadaan lelah, tapi saya merasa semuanya hilang  bila kamu menyambut saya, kamu sungguh paling berharga diantara semua binatang di ladang ini."
Demikian juga halnya dengan anak-anak Tuhan sekarang ini, merasa dirinya tidak berharaga cuma karena dirinya tidak bisa melakukan perkara-perkara yang besar menurut penilaian dunia. Cuma karena mereka tidak bisa berkhotbah seperti pengkhotbah terkenal atau tidak mempunyai karunia kesembuhan /mujizat, mereka merasa dirinya tak bernilai di hadapan Tuhan. 
Puji Tuhan ternyata Tuhan melihat kita begitu berharga.
Dalam Yesaya 43:4 dikatakan bahwa bangsa Israel begitu berharga di mata Tuhan.
Yes 43:4  Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
Demikian juga dengan Tuhan Yesus  yang menilai manusia (orang percaya) lebih berharga  dari burung pipit dan domba.
Pada kesempatan ini kita akan belajar tentang faktor-faktor yang menentukan nilai seseorang di hadapan Tuhan.
I.  SIAPA YANG MEMILIKI ORANG TERSEBUT

Dalam perjanjian Baru , Paulus mengatakan bahwa kita telah dibeli dan dibayar dengan lunas.
1Kor 6:20  Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
1Kor 7:23  Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.
Dengan telah dibeli dan ditebusnya kita, itu berarti bahwa kita adalah milik Yesus. Dan karena kita dimiliki oleh Yesuslah makanya kita menjadi begitu berharga. Sebelumnya kita hanyalah seonggok tanah liat yang tidak bernilai sama sekali, namun karena kita telah dibeli dengan darah yang mahal makanya kita menjadi begitu bernilai di hadapan Tuhan.
Pernah terjadi dalam sebuah lelang di mana barang-barang seseorang yang terkenal dilelang dan mencapai harga yang begitu tinggi, jauh melebihi harga semestinya.
Bagaimana mungkin kursi goyang yang harganya $3,000 bisa laku $453,000. Sebuah mobil bekas yang ditaksir bernilai $18,000 laku dilelang seharga $79,500. Gelas biasa yang ditaksir bernilai $500 ternyata bisa laku seharga $38,000. Sebuah kalung yang bernilai $700 bisa laku $211,500 atau mengalami peningkatan 302.000% dari harga normal! Sudah bayar sedemikian mahal, mereka masih mengucapkan beribu-ribu terima kasih. Gila, bukan? Tetapi semua kegilaan itu bisa dimaklumi karena barang-barang yang dilelang tersebut adalah milik Jacqueline Kennedy Onassis. Yang membuat barang-barang tersebut laku mahal tentu saja bukan karena barang itu sendiri, tetapi karena siapa yang memilikinya.

Selain itu ada juga gitar yang harganya mungkin Cuma beberapa puluh atau beberapa ratus juga , setelah dilelang bisa mencapai harga 20 milyar rupiah. Gitar-gitar itu dibeli oleh seorang pangeran dari timur tengah. Gitar tersebut dibeli dengan harga yang begitu mahal, cuma karena gitar tersebut adalah milik John Lennon dan Elthon John.
Bukankah ini hal yang gila, nilai barang tersebut melonjak bebarapa kali lipat Cuma karena siapa yang memiliki barang tersebut. Demikian juga halnya dengan kita. Nilai kita melonjak jauh ketika kita dimiliki oleh Yesus Kristus. Kita yang tadinya hanyalah sampah, kita diangkat menjadi anak-anak yang dikasihi-Nya. Sekarang kita dipandang berharga di mata-Nya. Sama seperti barang-barang lelangan tersebut, hidup kita sungguh berharga. Yang membuat kita berharga karena Dia yang memiliki kita, kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.

Ada dua kebenaran yang bisa kita petik melalui renungan hari ini. Pertama, jangan pernah sombong sebab yang membuat kita bernilai dan berharga bukan karena diri kita, tapi karena Tuhan. Kedua, ketika kita depresi karena merasa tidak berharga, ingatlah bahwa nilai kita ditentukan oleh Tuhan Yesus. Dia bersedia membayar dengan darah yang mahal hanya untuk menyelamatkan kita. Kita begitu berharga dan bernilai. Jangan pernah memiliki cara pandang yang miskin tentang diri kita sendiri.

Miliki rasa percaya diri, bukan karena diri kita, tetapi karena Tuhan Yesus yang memiliki kita. Hidup kita berharga bukan karena diri kita sendiri tapi karena Dia yang memiliki kita. " Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus ... bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal ... "(1 Petrus 1 : 18 - 19)

II. CARA DAN LAMANYA PROSES PENEMPAAN

Yeremia 18:4  Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Yeremia menggambarkan bahwa manusia itu seperti tanah liat dalam tangan seorang penjunan. Dalam hal ini penjunan tersebut tentulah Allah sendiri. Seorang penjunan akan membuat bejana dari tanah liat yang sama dengan harapan tanah liat yang tak bernilai tadi bisa menjadi suatu karya seni yang bernilai tinggi tentunya.Bahkan seorang penjunan akan melakukan secara berulang-ulang sampai bejana tersebut menjadi bejana yang sempurna dalam pemandangannya.(Yer 18:1-6)

Dengan demikian proses penempaan itu sendiri adalah sebuah upaya meningkatkan harga suatu barang. Barang yang tadinya tidak atau kurang bernilai diproses menjadi suatu barang yang mempunyai nilai yang tinggi.

Suatu saat sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu, sebuah cangkir yang indah sekali" kata si nenek  kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk pujian dan perhatiannya, cuma perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak tidaklah indah dan secantik ini. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan  yang mencangkulku, menyiramku dengan air, setelah itu ia mengncurkan aku dengan cara memasukan aku dalam mesin penghancur tanah dan setelah lembut, dengan tangan kotor membentuk aku diatas sebuah alat yang bisa berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku sambil membentuk aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja menekanku, tanpa menghiraukan teriakanku. Setelah terbetuk pikirku penderitaanku akan segera berakhir, tetapi ternyata belum. Ternyata aku harus dikeringkan dulu, aku diangin-anginkan selama beberapa minggu setelah itu aku dijemur untuk mengeluarkan kadar air yang ada dalam tubuhku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.Tapi orang ini berkata "belum !" Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya ! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.
Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Saudara, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah. Allah mengubah kita dari tidak bernilai menjadi sesuatu karya yang bernilai tinggi.Dengan demikian proses penempaan atau pembentukan adalah cara Tuhan membuat saudara dan saya sempurna dan berharga di mata-Nya.

P.B Meyer asal Inggris pernah memberikan sebuah ilustrasi sebagai berikut:
Sepotong besi dengan harga Rp 25.000,-
-          Kalau ditempa atau dibentuk menjadi tapal kuda (sepatu kuda) akan menjadi seharga Rp 50.000)
-          Kalau ditempa atau dibentuk menjadi jarum, harganya naik menjadi Rp 175.000)
-          Kalu ditempa atau dibentuk menjadi pisau silet, harganya akan menjadi berlipat ganda menjadi Rp 1.625.000)
-          Kalau ditempa atau dibentuk menjadi jarum penunjuk arloji Rolex, harganya melonjak lagi menjadi Rp 1.250.000.000.
Setiap tampaan atau pembentukan terhadap besi tersebut, meningkatkan nilai jualnya. Lebih banyak ditempa, dipukul, dibakar, maka nilai jualnya semakin tinggi.
Demikian juga dengan kita orang percaya, semakin lama dan semakin banyak kita ditempa dan kita merespon dengan benar penempaan itu, tanpa kita sadari hal itu akan meningkatkan nilai kita.

III.   KETAATAN DAN KESETIAAN SESEORANG
Ketaatan dan kesetian kita menentukan nilai kita.Jika seseorang setia  dan taat maka ia akan menjadi property kesayangan Tuhan.
Salomo mengatakan bahwa ketaatan dan kesetiaan yang nampak dalam kelakuan dan perbuatan yang baik, membuat seseorang begitu berharga melampaui harga emas perak dan permata.
Amsal 22:1  Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.
Ams 20:15  Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.
Ams 31:10  Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
Demikian juga halnya dengan Paulus. Ia menggambarkan bahwa dalam rumah yang besar banyak perabot, ada yang terbuat dari emas dan perak  ada pula yang terbuat dari kayu dan tanah. Perabot-perabot tersebut dibuat dengan bahan yang berbeda dan dengan tujuan yang  berbeda.
2Tim 2:20  Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
Namun demikian, seseorang bisa menjadi perabot yang dipakai untuk tujuan yang mulia dengan cara” menyucikan diri dari hal-hal yang jahat” .
2Tim 2:21  Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Dengan demikian, ini berarti bahwa ada bagian kita dalam menentukan nilai. Ketaatan kita terhadap Tuhan dan Firman-Nya dengan cara menjauhi kejahatan adalah faktor yang menentukan sekali nilai kita baik dalam pandangan manusia maupun dalam pandangan Tuhan.
Ada legenda seekor anjing yang setia menemani tuannya, Prof. Dr. Elisaburo Ueno, guru besar di Universitas Tokyo. Awalnya, Hachiko, anjing itu diajak mengantar dan menjemput tuannya di sebuah stasiun kereta api. Setiap hari, Hachiko selalu menunggu dengan setia kedatangan profesor. Suatu saat, tahun 1925, sang profesor tidak muncul di stasiun kereta karena meninggal di tempat mengajar. Namun Hachiko, dengan kesetiaan luar biasa tetap menanti hingga tengah malam. Keesokannya, lusa, dan bahkan dikisahkan seterusnya selama 10 tahun, ia terus menunggu. Suatu saat, Hachiko tertabrak dan mati seketika. Kisah ini sangat mengharukan masyarakat Jepang sehingga mereka mengabadikannya dengan mendirikan patung anjing.
Bisa jadi Hachiko bukan anjing yang mahal awalnya, ia hanyalah anjing kampung namun karena kesetiannya kepada tuannya ia menjadi begitu bernilai, sampai dibuatkan sebuah patung khusus untuk mengenang kesetiaannya. Seandainya Hachiko hidup dalam jaman sekarang ini tentu akan dihargai dengan harga yang sangat mahal kalau dilelang. Pertanyaannya apakah yang membuat nilainya melambung tinggi??, jawabannya adalah ketaatan dan kesetiaannya terhadap tuannya.
Demikian juga dengan orang percaya. Meskipun kita telah dibeli oleh darah yang mahal, namun kita harus menjaganya dengan taat dan setia terhadap Tuhan dan Firman-Nya. Namun demikian bukan karena kita bernilai tinggi makanya kita dibeli mahal, tapi karena kita dibeli mahal makanya kita bernilai tinggi. Selanjutnya kita harus taat dan setia terhadap Tuhan yang telah membeli kita guna mempertahankan nilai kita di hadapan Tuhan.

IV.   APA YANG ADA DALAM SAUDARA
Dengan demikian nilai manusia sesungguhnya bukan terletak pada casingnya yang merupakan bejana tanah liat yang tak berarti, tapi pada harta di dalamnya. Orang percaya seperti peti harta karun yang terdapat harta yang tak ternilai harganya.
Ini menjadi suatu penghiburan sejati bagi kita, mungkin casing kita jelek, kurus, pendek, kudisan yang penting apa harta yang ada dalamnya. Kalau di dalam kita ada harta yang tak ternilai maka kita adalah sesuatu yang bernilai tinggi.
Selain itu Alkitab juga menegaskan bahwa di dalam kita ada Roh Kudus. Roh yang memberi kita kuasa dan kemampuan untuk memberitaan injil.
Roh yang ada dalam kitalah yang membuat kita berharga, karena tanpa Roh Kudus itu kita sama saja dengan bejana yang tak bernilai. Tapi Roh kudus menjadikan kita bernilai tinggi dan berharga.
Inilah cara pandang yang harus dimengerti oleh anak-anak Tuhan. Nilai kita bukan karena casingnya tapi isinya. Kalau isinya Firman Tuhan (injil) dan Roh Kudus niscaya saudara dan saya bukan bejana tanah liat biasa tapi sebuah bejana tanah liat yang luar bisa,
Pada umumnya dunia akan menghargai manusia dari casing (paras dan mukanya), tapi Tuhan melihat dan menghargai apa yang ada dalam hati.


Saturday, December 21, 2013

Pdt. T.M. Karo-karo, STh,MA
Sehkata br Sembiring
Anak-anak:
1. Konstantinus karo-karo
2. Andarios karo-karo
3. Gloria  Santa Clara br Karo

Mengucapkan: 

 Selamat Hari Natal  25 Desember 2013
                                                              & 
                                           Tahun Baru 01 Januari 2014.
Ringkasan Khotbah Minggu 22 Desember 2013
Matius 1:18-25
KELAHIRAN YESUS KRISTUS
by: Rev. T.M. Karo-karo, STh,MA

Melalui Matius 1:18-25, ada tiga perkara penting yang harus selalu kita ingat saat merayakan Natal:

1.      Natal berbicara tentang Allah yang peduli dengan manusia
Dunia ini telah menjadi dunia yang egois, sehingga sulit menemukan orang yang peduli dengan orang lain. Akibatnya, dunia ini terasa kacau, hidup lebih menyakitkan, karena masing-masing orang hanya peduli pada kepentingan dan kesenangannya  sendiri. Oleh sebab itu, ada jurang yang semakin tajam dalam hidup ini: yang kaya semakin bertambah kaya, dan yang miskin semakin ditekan sehingga semakin miskin.
Kekristenan yang sejati tidak mementingkan diri sendiri. Alkitab berkata “pergi dan jadikan sekalian bangsa muridKu”, secara kekristenan itu memang berbicara tentang penginjilan, tetapi secara sosial, itu berbicara bagaimana Allah mengajarkan kita untuk peduli dengan orang lain.

2.      Allah unik dalam jalanNya
Allah kita unik dalam jalanNya, dengan kata lain jalanNya sulit untuk kita pahami. Kita memang tidak percaya bahwa Allah beranak dan punya anak, tetapi yang kita percayai yakni bahwa Allah telah turun menjadi manusia, dan di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehNya manusia dapat beroleh keselamatan selain di dalam nama Yesus.
Allah unik dalam jalanNya, sehingga kita tidak tahu sampai kapan, tidak tahu mengapa, dan tidak tahu bagaimana. Tetapi kita tahu, bahwa rencanaNya pasti akan digenapi dalam hidup kita. Itulah mengapa kita tidak berkecil hati. Di balik keunikan jalanNya, Allah membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang tidak pernah gagal, dan tidak pernah mempermalukan orang yang berharap kepadaNya.

3.      Kasih Allah belum lengkap tanpa respon manusia
Memang, Allah memberitahukan semuanya kepada Yusuf. Tetapi Yusuf tidak akan menerima dan mengalami segala sesuatu jika dia tidak meresponinya. Artinya, tidak hanya Allah yang berbuat, tetapi Yusuf juga perlu melakukan sesuatu. Allah tidak membutuhkan siapapun yang tidak mau meresponiNya. Alah tidak membutuhkan seseorang karena kebesaran atau kehebatannya, melainkan seseorang yang mau meresponiNya.

Kasih Allah belum lengkap tanpa respon manusia. Kasih Allah yang sepihak itu harus menjadi kasih yang lengkap ketika kita meresponiNya. Allah telah melakukan segalanya untuk kita, dan waktu kita meresponi kasihNya, di sana kita bisa melihat indahnya kuasa Natal. Mungkin, ada banyak hal baik yang belum terjadi dalam hidup kita, karena kita tidak meresponiNya. Karena Yusuf mau meresponi, maka Yusuf melihat pertolongan Tuhan, Ketaatan akan selalu mendatangkan hasil bagi orang percaya.

Dalam kisah yang dicatat Matius di perikop ini lebih menceritakan mengenai pergumulan seorang manusia bernama Yusuf dalam menanggapi rencana besar Allah bagi manusia. Beberapa kali Matius menekankan bahwa peristiwa kelahiran Yesus ini adalah karya Allah Roh Kudus dan pesan ini pun disampaikan malaikat Tuhan kepada Yusuf. Dengan kata lain penulis kitab berusaha mengajak kita melihat bahwa semua proses kelahiran Yesus tidak lepas dari campur tangan Allah, bukan hanya kepada Maria, tetapi juga kepada Yusuf yang mendapat pesan khusus melalui sebuah mimpi. Allah menggunakan malaikat sebagai pengantara untuk menyampaikan pesan kepada Yusuf agar jangan menceraikan Maria. Bahkan kelahiran Yesus ini pun sudah direncanakan Allah jauh pada zaman sebelum mereka, dan sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Dengan demikian jelaslah bahwa Allah sudah mempersiapkan rencana keselamatan bagi manusia sejak lama, bahkan sejak manusia jatuh dalam dosa (Kej.3:15). Dalam menggenapkan rencanaNya, Allah memakai orang-orang tertentu, baik itu para nabi di zaman PL, Yohanes Pembaptis yang hidup di antara zaman PL dan PB, hingga yang terdekat melalui Yusuf dan Maria. Masing-masing pribadi ada peranan secara khusus, bahkan termasuk para malaikat sebagai pembawa berita. Yusuf dan Maria memainkan peran yang Allah percayakan kepada mereka dengan ketundukan pada rencana Allah. Yusuf dan Maria mau dipakai Allah dan itu ditunjukkan melalui ketaatan mereka dan kesediaan mereka untuk menjalani hidup seperti yang Allah tentukan bagi mereka, walau ada risiko atau kesulitan yang harus dihadapi karena ketaatan tersebut. Namun Yusuf tidak melarikan diri, melainkan percaya bahwa Anak itu adalah Imanuel. Hingga hari ini Allah masih bekerja menggenapkan pekerjaanNya melalui manusia-manusia, diantaranya adalah kita. Sediakah kita menjadi orang kepercayaan Allah? Orang kepercayaan yang tetap setia mengerjakan kehendak Allah dengan taat, bahkan ketika ada risiko/kesulitan yang kita hadapi? Menjelang  peringatan Natal, mari merenungkan dan mengambil tindakan atas pertanyaan: Apa yang akan kita lakukan bagi Allah untuk menunjukkan kepadaNya bahwa kita adalah orang yang dapat dipercayaiNya?

Tuhan ingin kita juga memiliki hidup yang taat kepada Firman Tuhan. Tuhan ingin kita seperti Yusuf mencintai Firman Tuhan, menggumuli dan melakukannya dalam hidup. Ketaatan kita kepada Firman Tuhan akan membentuk karakter hidup kita semakin lama semakin baik, menjadikan kita bijaksana dalam hidup dan bahkan membuat kita menjadi berkat bagi orang lain. Ketaatan kita kepada Firman Tuhan akan memproses hidup kita semakin berkualitas dan memuliakan Dia. Persoalannya, sudahkah Firman Tuhan mengubahkan hidup kita? Atau Firman Tuhan hanya penghias bibir kita; hanya menambah pengetahuan kita. Apakah Firman Tuhan sudah kita praktekkan dalam hidup kita. Seberapa banyak Firman Tuhan mengubahkan hidup kita. Atau kita di gereja mengangguk-angguk tetapi setelah keluar dari gereja kita lupa dengan apa yang kita iyakan di dalam gereja?

Pada waktu Yusuf hendak melaksanakan rencanaNya itu, ternyata Malaikat Tuhan datang berbicara kepada Yusuf lewat mimpi. Tuhan mencegah niat Yusuf untuk menceraikan tunangannya itu. Sebelumnya, Yusuf sama sekali tidak tahu rencana keselamatan dari Tuhan. Itu sebabnya, melalui mimpi Tuhan berfirman kepada Yusuf bahwa anak dalam kandungan Maria itu berasal dari Roh Kudus. Anak dalam kandungan yang kelak disebut Yesus itu sedang menjalankan misi penebusan bagi dosa manusia. Maria dan Yusuf dilibatkan dalam misi itu. Oleh sebab itu Yusuf diperintahkan untuk mengambil Maria sebagai istrinya.

Sebenarnya perintah dari Tuhan bukanlah hal yang gampang bagi Yusuf. Ia bisa saja tidak MENTAATI PERINTAH TUHAN ITU. Pertama, peristiwa itu tidak masuk akal. Bagaimana bisa maria mengandung dari roh kudus. Kedua, Jika Yusuf mengambil Maria sebagai Istrinya, maka ia tentu akan memiliki TUGAS yang sangat tidak gampang dalam rencana Allah. Saudara lihat dalam perjalanan berikutnya, bagaimana Yusuf membawa keluarganya mengungsi ke Mesir karena ancaman Herodes. Yusuf kemudian membawa keluarganya ke Nazaret dan bersama dengan Tuhan Yesus hidup disana. Saudara juga ingat bagaimana Yusuf dengan Maria berusaha mencari Yesus di bait Allah ketika ia berumur 12 tahun. Tugas dan tanggung jawab Yusuf besar. Apakah Yusuf menolak? Ternyata tidak.

Dalam ayat 24 dikatakan “sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan Malaikat itu kepadanya.” Yusuf tidak bersoal jawab dengan Tuhan; Yusuf tidak mengajukan sejumlah argumentasi atau alasan untuk menolak perintah Tuhan. Yusuf TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN MENTAATI perintah Tuhan.

Kehebatan atau kemampuan luar biasa yang kita miliki ketika mendengar perintah Tuhan adalah mengajukan banyak sekali alasan-alasan untuk menolak perintah Tuhan. Tuhan memberikan banyak perintah kepada kita, namun banyak sekali alasan yang kita kemukakan untuk menolak perintah Tuhan.
-          Perintah untuk beribadah kepada Tuhan dengan setia. Alasan: ada tamu, ada undangan, sakit perut, pekerjaan banyak, capek, waktu untuk keluarga.
-          Perintah untuk melayani Tuhan: Alasan: tidak ada waktu, saya tidak suka orang itu.
-          Masih banyak perintah lain yang kita tidak patuhi dengan alasan-alasan yang begitu banyak.




Saturday, December 7, 2013


RINGKASAN KHOTBAH MINGGU 08 DESEMBER 2013
ADVENT II, GMI KASIH KARUNIA, MEDAN
Nats Khotbah :MATIUS 3:1-12
Thema:  “Luruskanlah jalan bagi Tuhan”

I) Diri Yohanes Pembaptis.
1)   Yohanes Pembaptis berbeda dengan rasul Yohanes.
Yohanes Pembaptis ini adalah anak dari Zakharia dan Elisabeth (Luk 1:5-25,57-66).
2)   Nama ‘Yohanes’ berarti Tuhan itu baik / penuh kasih karunia
3)   Hubungan Yohanes Pembaptis dengan Elia:
a)   Mal 4:5  Mat 11:14  Mat 17:10-13 kelihatannya menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia atau reinkarnasi dari Elia.
Mat 17:10-13 - “Lalu murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?’ Jawab Yesus: ‘Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.’ Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis”.
b)   Tetapi Alkitab  jelas sekali menentang reinkarnasi, karena dalam Ibr 9:27 dikatakan bahwa “manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.
Disamping itu Yohanes Pembaptis sendiri dengan jelas berkata bahwa ia bukanlah Elia.
Yoh 1:21a - “Lalu mereka bertanya kepadanya: ‘Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?’ Dan ia menjawab: ‘Bukan!’”.
c)   Elia dan Yohanes Pembaptis mempunyai beberapa persamaan seperti:
        pakaian (2Raja 1:8  Mat 3:4).
        semangat / keberanian (Mat 3:7-dst  Mat 14:3-4  1Raja 18:16-19).
Jadi, kesimpulannya adalah: Yohanes Pembaptis bukanlah Elia / reinkarnasi dari Elia, tetapi hanyalah orang yang mempunyai banyak persamaan dengan Elia.
II) Tugas dan pelayanan Yohanes Pembaptis.
1)   Tugasnya adalah mempersiapkan jalan bagi Yesus (ay 3).
Pada jaman itu, kalau seorang raja mau berkunjung ke suatu tempat, utusannya mendahului dia untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Yesus adalah Raja, dan Yohanes Pembaptis mempunyai suatu tugas khusus, yaitu mempersiapkan jalan bagi Yesus. Yohanes Pembaptis harus mempersiapkan orang-orang untuk menerima kedatangan Tuhan Yesus. Ia harus menghancurkan penghalang (dosa) yang membuat manusia menolak untuk menerima Kristus (bdk. ay 3: ‘luruskan jalan bagiNya’).
Penerapan:
Setiap hamba Tuhan, bahkan setiap orang Kristen mempunyai tugas khusus. Ini terlihat dari:
        Ef 2:10 - “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”.
        gambaran orang kristen sebagai anggota-anggota tubuh Kristus (1Kor 12:12-dst), yang tentunya menunjukkan bahwa setiap anggota mempunyai fungsi yang khusus.
Karena itu, mintalah petunjuk Tuhan dengan banyak berdoa supaya saudara mengetahui apa tugas khusus saudara, dan layanilah Tuhan di situ.
2)   Memberitakan Firman Tuhan.
a)   Ia memberitakan Firman Tuhan kepada umum (ay 2):
1.   Orang banyak itu mau mengorbankan waktu dan tenaga, menempuh jarak yang jauh (ay 1,5) untuk mendengarkan Firman Tuhan.
Jaman sekarang banyak orang kristen memilih gereja yang dekat dengan rumahnya, tanpa peduli apakah gereja itu mengajarkan Firman Tuhan yang baik atau tidak. Ini jelas merupakan sikap yang salah. Saudara harus mau pergi  ke gereja yang baik, sekalipun letaknya jauh dari rumah saudara!
2.   Berita yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis:
        ‘Bertobatlah’.
Pertobatan yang sejati harus mencakup elemen pikiran, emosi / perasaan dan kehendak. Pertobatan adalah tindakan berbalik 180° dari kehidupan lama.
        ‘Kerajaan Surga sudah dekat’.
Kerajaan surga bisa berarti bermacam-macam:
        Pemerintahan Allah.
        keselamatan yang sempurna.
        gereja.
        semua yang sudah ditebus.
b)   Ia memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang Farisi dan Saduki (ay 7-10).
        Mat 3:7 - “Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: ‘Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?”.
Tetapi kata-kata ‘datang untuk dibaptis’ dalam Mat 3:7 ini diterjemahkan berbeda-beda.
Jadi sebetulnya tidak terlihat bahwa orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki itu datang untuk dibaptis! Mungkin sekali mereka hanya datang ke tempat di mana Yohanes Pembaptis membaptis. Tetapi bdk. ay 11: ‘Aku membaptis kamu dengan air ...’. Kalau kata-kata ini masih ditujukan kepada orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki, maka ini menunjukkan bahwa mereka juga dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.
        Yohanes Pembaptis menegur dosa orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki itu dengan cara yang sangat keras, padahal namanya berarti ‘Tuhan itu baik / penuh kasih karunia’. Ini bukanlah sesuatu yang bertentangan, karena kebaikan / kasih kepada seseorang harus ditunjukkan dengan suatu keberanian menegur dosa orang itu. Jadi, peneguran dosa adalah wujud kasih. Bandingkan dengan Amsal 27:5-6 yang berbunyi: “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium dengan berlimpah-limpah”.
Penerapan:
Gereja / orang kristen yang anti pengkhotbah keras, jelas bukanlah gereja / orang kristen yang baik! Mereka harus ingat bahwa Yohanes Pembaptis, rasul-rasul, nabi-nabi Perjanjian Lama, dan bahkan Yesus sendiri (bdk. Yoh 6:60  Mat 23:1-36) adalah pengkhotbah-pengkhotbah keras.
        Yohanes Pembaptis menegur golongan tertentu (orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki) di depan umum. Mat 18:15-17 mengatakan bahwa peneguran dosa harus dilakukan di bawah empat mata, tetapi 1Tim 5:20 mengatakan bahwa peneguran dosa harus dilakukan di depan semua orang supaya semua menjadi takut (bdk. Gal 2:11-14 dimana Paulus menegur Petrus di depan umum). Dari ayat-ayat itu bisa ditarik kesimpulan bahwa ada dosa-dosa yang penegurannya harus dilakukan secara pribadi dan ada dosa-dosa yang penegurannya harus dilakukan di depan umum.
        Tegurannya:
        mereka tidak bisa lari dari murka Allah kecuali mereka bertobat (ay 7). Memang kita hanya bisa lari dari murka Allah dengan cara lari kepada Allah!
        orang yang bertobat harus mengeluarkan buah pertobatan yaitu perubahan hidup (ay 8).
        pertobatan bersifat individuil.
Sekalipun mereka adalah ‘keturunan Abraham’ tetapi hal itu tidak ada artinya kalau mereka sendiri tidak bertobat (ay 9). Karena itu jangan bersandar pada iman nenek moyang (orang tua yang adalah pendeta, kakek / nenek yang adalah majelis, dsb).
        kalau tidak betul-betul bertobat, hukuman akan segera datang, bahkan sudah di ambang pintu (ay 10).
Penerapan:
Lagi-lagi kita lihat bahwa dalam pemberitaan Injil, kita boleh dan seharusnya memberitakan hukuman / ancaman dari Tuhan bagi orang yang tak mau bertobat!
3)   Membaptis.
a)   Baptisan Yohanes adalah untuk pertobatan dan pengampunan dosa (ay 11  Mark 1:4  Luk 3:3). Ini tidak berarti bahwa baptisan itu sendiri bisa mengampuni dosa! Tanpa adanya iman dan penyesalan dosa, kita tidak mungkin bisa diampuni.
b)   Yohanes melakukan baptisan dengan menggunakan air. Ini hanya merupakan tanda lahiriah saja. Yang bisa melakukan baptisan rohani  adalah Kristus sendiri (ay 11).
1.   Baptisan Roh.
        Baptisan Roh berarti pemberian Roh Kudus, dan ini terjadi pada saat seseorang percaya kepada Kristus.
Ef 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu” (bdk. Yoh 7:38-39  Gal 3:2-5,14).
Karena itu kalau saudara sudah betul-betul percaya kepada Yesus, saudara tidak perlu mencari baptisan Roh Kudus. Saudara sudah mendapatkannya!
        Ada banyak ajaran yang mengatakan bahwa Baptisan Roh harus disertai dengan bahasa lidah / Roh. Tetapi pada saat Stefanus dipenuhi Roh Kudus (Kis 6:5), ia tidak berbahasa lidah / Roh. Juga pada waktu Saulus / Paulus menerima / dipenuhi Roh Kudus pertama kalinya, ia tidak berbahasa lidah / Roh (Kis 9:17). Kis 2:1-11 merupakan penggambaran / penceritaan tentang apa yang terjadi pada hari Pentakosta. Tetapi itu bukan hukum / rumus! Jadi bisa saja ada orang yang menerima / dipenuhi Roh Kudus lalu berbicara dalam bahasa lidah / Roh, tetapi itu bukan merupakan suatu keharusan!
2.   Baptisan api.
‘Api’ bisa berarti:
        hukuman (bdk. ay 10,12).
        alat pemurni (bdk. Mal 3:2-3 - “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN”).
Kalau ‘api’ diartikan sebagai ‘alat pemurni’, maka:
Karena itu ada orang yang mengambil kedua arti tersebut. Jadi, orang yang percaya akan menerima Roh Kudus dan disucikan, sedangkan orang yang tidak percaya akan dihukum.
Jawab: ‘Baptisan api’ maupun ‘baptisan Roh’ tidak menunjuk pada sakramen baptisan. Dalam Kitab Suci sakramen baptisan tidak pernah dilakukan dengan menggunakan zat lain selain air! Karena itu melakukan sakramen baptisan dengan menggunakan bendera adalah tidak sah!
c)   Baptisan Yohanes dan baptisan Kristen.
1.   Persamaannya:
        dua-duanya diperintahkan oleh Allah .
        dua-duanya menggunakan air.
        dua-duanya berhubungan dengan perubahan hidup.
        dua-duanya adalah sakramen yang berhubungan dengan pengampunan dosa.
2.   Perbedaannya:
        Baptisan Yohanes melihat ke depan karena Kristus belum disalib; baptisan Kristen melihat ke belakang kepada Kristus yang sudah tersalib.
        Baptisan Yohanes menekankan pertobatan; baptisan Kristen menekankan iman.
        Baptisan Yohanes untuk orang Yahudi saja; baptisan Kristen untuk segala bangsa (Mat 28:19).
        Baptisan Yohanes tidak berhubungan dengan penerimaan Roh Kudus (bdk. Kis 19:2-3); baptisan Kristen berhubungan dengan penerimaan Roh Kudus. Ini tak berarti bahwa baptisan Kristen menjamin penerimaan Roh Kudus. Tetapi kalau seseorang betul-betul percaya kepada Yesus, dan ia memberikan diri untuk dibaptis, maka ia pasti menerima Roh Kudus, dan juga karunia-karuniaNya.
Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Catatan: kata-kata ‘karunia Roh Kudus’ di sini tidak berarti ‘karunia dari Roh Kudus’, tetapi ‘karunia berupa Roh Kudus’.
Adanya perbedaan-perbedaan ini menyebabkan orang yang telah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis bisa dibaptis ulang dengan menggunakan baptisan kristen (bdk. Kis 19:3-5). Tetapi baptisan kristen sendiri tidak boleh diulang, karena pengulangan baptisan kristen merupakan penghinaan terhadap baptisan yang pertama

Medan Adven II

Pdt. T.M. Karo-karo, STh, MA




KONSER  NATAL
“GOOD NEWS”
HADIRILAH KONSER NATAL YANG DIADAKAN PADA :
        Hari                 : Minggu 08 Desember 2013
        Pukul               : 19.00 s/d selesai
Tempat            : GMI Kasih Karunia, Jln Hang Tuah 2 Mdn
        Thema             : Good News

        Pimpinan         : Nani Gultom
PERDULI KASIH  BAGI PENGUNGSI SINABUNG

GMI Kasih Karunia, Jalan Hang Tuah 2, Medan melalui komisi Sosial dan komisi Missi pada hari Sabtu tanggal 07 Desember 2013 berangkat Posko KWK Brastagi mengunjungi para pengungsi Bencana Alam akibat eruspi  Gunung Sinabung, Tanah Karo. Pada kesempatan itu rombongan yang dipimpin oleh Pimpinan Jemaat GMI Kasih Pdt. T.M. Karo-karo,STh, MA  menyerahkan bantuan berupa: pakaian seragam SD, handuk, alat-alat tulis dan berupa makanan ringan  ke posko yang diwakili oleh ibu br Ginting. Bantuan tersebut berasal dari warga jemaat GMI Kasih Karunia, seksi dan kas gereja.

Thursday, December 5, 2013


KHOTBAH PADA ACARA MEMASUKI RUMAH
KAMIS 05 DESEMBER 2013
THEMA: MEMBANGUN RUMAH DENGAN PONDASI ALLAH
Nats Alkitab : Mazmur 127:1
By: Rev. T.M. Karo-karo,STh,MA

“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;”
Apa definisi dari rumah? Dalam bahasa Inggris rumah bisa dibedakan antara home dan house. House merujuk pada sebuah bangunan kongkrit, dengan pintu, ruangan, jendela, air dan listrik. Sedangkan home agak sedikit abstrak karena dia tidak menunjuk kepada sebuah tempat spesifik.
Kalau bisa kita simpulkan, home berhubungan dengan family.
House berhubungan dengan property.
Buat orang batak rumah (home) bukan sekedar tempat tinggal. Rumah adalah identitas. Seseorang akan merasa terikat kepada rumahnya. Karena itu buat orang batak selalu pulang setahun sekali dalam acara tahun baru atau hari tertentu untuk berkumpul dengan keluarga. Rumah  (atau lebih luas lunggu) juga sering dihubungkan dengan marga. Misalnya marga  ini rumahnya di sini—mungkin inilah istilah bonapasogit yang lebih kecil.
Rumah ini menjadi sangat penting karena dia adalah sarana pemersatu setelah seharian berinteraksi dengan orang luar.
Ketika rumah menjadi tempat yang nyaman dan aman, kita akan mencari perlindungan dengan pulang ke rumah. Kalau kita lelah kita kembali ke rumah. Kalau kita capai kita ingin kembali ke rumah (makanya kalo ada orang males pulang ke rumah, biasanya ada masalah di rumahnya). Statisitik menunjukkan kita menghabiskan lebih dari 1/3 dari hidup kita di dalam rumah, dan sebagian besar berada di kamar tidur. Karena itu sangat penting buat kita untuk membangun rumah yang menjadi istana kita.
Saat ini, kita melihat sebuah house, sebuah bangunan. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana house ini menjadi home untuk keluarga ini. Bukan hanya buat orang yang tinggal di sini, tetapi juga buat mereka yang datang, bagaimana rumah ini bisa memberikan kehangatan dan kenyamanan.

Israel juga seperti itu.
Rumah dalam bahasa Yahudi adalah bayith {bah’-yith}
Rumah memiliki arti yang penting juga buat mereka, terutama rumah yang harus dibangun di dalam Tuhan. Pemazmur berkata, Jika bukan Tuhan yang membangun, sia-sialah  kita membangunnya.
Kita bebas membeli property apa saja, tetapi rumah yang baik harus selalu beradasar kepada kasih Tuhan.
- kita bisa saja  menghias rumah dengan segala jenis furniture  terbaik, tapi kalau Tuhan tidak ada di dalamnya, kita tidak punya damai. Tuhan memberi keyakinan dan keamanan. Tuhan memberi damai dan ketenangan. Bagaimana untuk merealisasikannya?
1. Buat Allah sebagai pondasi
Yesaya  28:16: sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!
2. Buat Allah sebagai pembangun
Mazmur  127:1 : 127:1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
3. Buatlah Tuhan menjadi pengawal/penjaga (Mzm 127:1b)
4. Buatlah Allah sebagai penyatu
I Korintus  12:12 : Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

5. Buat Allah sebagai tempat perteduhan yang kekal
Mazmur  90:1-2:  Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.

karena itu sebelum kita khawatir bagaimana tampilan fisik rumah kita, kita sebaiknya membangun pondasi yang kuat dulu di dalam Tuhan. rumah yang pondasinya tidak baik lebih sulit untuk diperbaiki karena selain tampilan fisik, dia juga harus merenovasi pondasi.
Tetapi yang paling penting adalah membangun rumah kita di dalam Tuhan. Undang Tuhan dalam rumah ini, jadikan dia sebagai tempat memuji Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati rumah ini dan juga segala isinya. Amin.