Thema: “Insan yang berharga bagi
Tuhan” (Yesaya 60:15-22)
Sub Thema: “Kelahiran Yesus
memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan pemulihan itu akan mengangkat
harkat dan martabat manusia”
by : Rev. T.M. Karo-karo,STh,MA
Suatu hari seekor
anjing kecil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ketika ia
mendekati kandang kuda, ia mendengar binatang besar itu
memanggilnya. Kata kuda itu, "Kamu pasti masih baru di sini. Tak lama lagi
kamu akan tahu bahwa pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari
binatang lainnya sebab saya telah mengangkut banyak barang untuknya.
Saya kira seekor binatang sekecil kamu tidak akan bernilai sama
sekali baginya."
Anjing kecil itu
menundukkan kepalanya dan segera pergi ketika dia mendengar seekor
sapi di kandang sebelah berkata, "Saya adalah binatang yang
paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari
susu saya, kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini." Teriak seekor
domba, "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya
memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini, saya memberi
kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi mengenai anjing itu, pendapatmu benar,
dia tidak memberi apa-apa kepada pemilik ladang ini." Satu persatu
binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil
menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu.
Ayampun berkata bagaimana ia telah memberi telur dan kucing, yang
terkenal karena kecepatannya, mengatakan bagaimana ia mengenyahkan
tikus-tikus dari rumah itu. Semua binatang itu sepakat bahwa anjing
kecil itu tidak memberi apa-apa kepada keluarga itu.
Terpukul oleh
kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat
sepi dan mulai menangis. Ada seekor
anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut, lalu mendengarkan
cerita anjing kecil itu. "Saya tidak memberi pelayanan kepada
keluarga di sini..." Kata anjing tua itu, "Memang benar bahwa kamu
terlalu kecil untuk menarik pedati, dan kamu tidak akan bisa memberi
telur, susu atau bulu. Tapi bodoh sekali bila kamu menangisi sesuatu yang tidak
bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan
oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan" Malam itu ketika
pemilik ladang baru pulang dan tampak lelah karena perjalanan jauh
di tengah terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya,
menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri
ke tanah, pemilik ladang itu memeluk dia erat-erat dan mengelus-elus
kepalanya serta berkata, "Meskipun saya pulang dalam keadaan
lelah, tapi saya merasa semuanya hilang bila kamu menyambut saya,
kamu sungguh paling berharga diantara semua binatang di ladang ini."
Demikian juga halnya
dengan anak-anak Tuhan sekarang ini, merasa dirinya tidak berharaga cuma karena
dirinya tidak bisa melakukan perkara-perkara yang besar menurut penilaian
dunia. Cuma karena mereka tidak bisa berkhotbah seperti pengkhotbah terkenal
atau tidak mempunyai karunia kesembuhan /mujizat, mereka merasa dirinya tak
bernilai di hadapan Tuhan.
Puji Tuhan ternyata Tuhan melihat kita begitu berharga.
Puji Tuhan ternyata Tuhan melihat kita begitu berharga.
Dalam Yesaya 43:4
dikatakan bahwa bangsa Israel begitu berharga di mata Tuhan.
Yes
43:4 Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan
Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan
bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
Demikian juga
dengan Tuhan Yesus yang menilai manusia (orang percaya) lebih
berharga dari burung pipit dan domba.
Pada kesempatan ini
kita akan belajar tentang faktor-faktor yang menentukan nilai seseorang di
hadapan Tuhan.
I. SIAPA YANG MEMILIKI ORANG TERSEBUT
Dalam perjanjian Baru ,
Paulus mengatakan bahwa kita telah dibeli dan dibayar dengan lunas.
1Kor
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
1Kor
7:23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu
janganlah kamu menjadi hamba manusia.
Dengan telah dibeli dan
ditebusnya kita, itu berarti bahwa kita adalah milik Yesus. Dan karena kita
dimiliki oleh Yesuslah makanya kita menjadi begitu berharga. Sebelumnya kita
hanyalah seonggok tanah liat yang tidak bernilai sama sekali, namun karena kita
telah dibeli dengan darah yang mahal makanya kita menjadi begitu bernilai di hadapan
Tuhan.
Pernah terjadi dalam
sebuah lelang di mana barang-barang seseorang yang terkenal dilelang dan mencapai
harga yang begitu tinggi, jauh melebihi harga semestinya.
Bagaimana mungkin kursi
goyang yang harganya $3,000 bisa laku $453,000. Sebuah mobil bekas yang
ditaksir bernilai $18,000 laku dilelang seharga $79,500. Gelas biasa yang
ditaksir bernilai $500 ternyata bisa laku seharga $38,000. Sebuah kalung yang
bernilai $700 bisa laku $211,500 atau mengalami peningkatan 302.000% dari harga
normal! Sudah bayar sedemikian mahal, mereka masih mengucapkan beribu-ribu
terima kasih. Gila, bukan? Tetapi semua kegilaan itu bisa dimaklumi karena
barang-barang yang dilelang tersebut adalah milik Jacqueline Kennedy Onassis. Yang
membuat barang-barang tersebut laku mahal tentu saja bukan karena barang itu
sendiri, tetapi karena siapa yang memilikinya.
Selain itu ada juga gitar yang harganya mungkin Cuma beberapa puluh atau beberapa ratus juga , setelah dilelang bisa mencapai harga 20 milyar rupiah. Gitar-gitar itu dibeli oleh seorang pangeran dari timur tengah. Gitar tersebut dibeli dengan harga yang begitu mahal, cuma karena gitar tersebut adalah milik John Lennon dan Elthon John.
Bukankah ini hal yang
gila, nilai barang tersebut melonjak bebarapa kali lipat Cuma karena siapa yang
memiliki barang tersebut. Demikian juga halnya dengan kita. Nilai kita melonjak
jauh ketika kita dimiliki oleh Yesus Kristus. Kita yang tadinya hanyalah
sampah, kita diangkat menjadi anak-anak yang dikasihi-Nya. Sekarang kita dipandang
berharga di mata-Nya. Sama seperti barang-barang lelangan tersebut, hidup kita
sungguh berharga. Yang membuat kita berharga karena Dia yang memiliki kita,
kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.
Ada dua kebenaran yang bisa kita petik melalui renungan hari ini. Pertama, jangan pernah sombong sebab yang membuat kita bernilai dan berharga bukan karena diri kita, tapi karena Tuhan. Kedua, ketika kita depresi karena merasa tidak berharga, ingatlah bahwa nilai kita ditentukan oleh Tuhan Yesus. Dia bersedia membayar dengan darah yang mahal hanya untuk menyelamatkan kita. Kita begitu berharga dan bernilai. Jangan pernah memiliki cara pandang yang miskin tentang diri kita sendiri.
Miliki rasa percaya diri, bukan karena diri kita, tetapi karena Tuhan Yesus yang memiliki kita. Hidup kita berharga bukan karena diri kita sendiri tapi karena Dia yang memiliki kita. " Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus ... bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal ... "(1 Petrus 1 : 18 - 19)
II. CARA DAN LAMANYA PROSES PENEMPAAN
Yeremia
18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di
tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi
bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Yeremia menggambarkan
bahwa manusia itu seperti tanah liat dalam tangan seorang penjunan. Dalam hal
ini penjunan tersebut tentulah Allah sendiri. Seorang penjunan akan membuat
bejana dari tanah liat yang sama dengan harapan tanah liat yang tak bernilai
tadi bisa menjadi suatu karya seni yang bernilai tinggi tentunya.Bahkan seorang
penjunan akan melakukan secara berulang-ulang sampai bejana tersebut menjadi
bejana yang sempurna dalam pemandangannya.(Yer 18:1-6)
Dengan demikian proses penempaan itu sendiri adalah
sebuah upaya meningkatkan harga suatu barang. Barang yang tadinya tidak atau
kurang bernilai diproses menjadi suatu barang yang mempunyai nilai yang tinggi.
Suatu saat sepasang
kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat
cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik
"Lihat cangkir itu, sebuah cangkir yang indah sekali" kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah
cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk pujian dan perhatiannya, cuma perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak tidaklah indah dan secantik ini. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan yang mencangkulku, menyiramku dengan air, setelah itu ia mengncurkan aku dengan cara memasukan aku dalam mesin penghancur tanah dan setelah lembut, dengan tangan kotor membentuk aku diatas sebuah alat yang bisa berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku sambil membentuk aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja menekanku, tanpa menghiraukan teriakanku. Setelah terbetuk pikirku penderitaanku akan segera berakhir, tetapi ternyata belum. Ternyata aku harus dikeringkan dulu, aku diangin-anginkan selama beberapa minggu setelah itu aku dijemur untuk mengeluarkan kadar air yang ada dalam tubuhku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.Tapi orang ini berkata "belum !" Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya ! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.
Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Saudara, seperti inilah
Allah membentuk kita. Pada saat Ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan,
sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara
bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan
Allah. Allah mengubah kita dari tidak bernilai menjadi sesuatu karya yang
bernilai tinggi.Dengan demikian proses penempaan atau pembentukan adalah cara
Tuhan membuat saudara dan saya sempurna dan berharga di mata-Nya.
P.B Meyer asal Inggris pernah memberikan sebuah ilustrasi sebagai berikut:
Sepotong besi dengan
harga Rp 25.000,-
- Kalau
ditempa atau dibentuk menjadi tapal kuda (sepatu kuda) akan menjadi seharga Rp
50.000)
- Kalau
ditempa atau dibentuk menjadi jarum, harganya naik menjadi Rp 175.000)
- Kalu
ditempa atau dibentuk menjadi pisau silet, harganya akan menjadi berlipat ganda
menjadi Rp 1.625.000)
- Kalau
ditempa atau dibentuk menjadi jarum penunjuk arloji Rolex, harganya melonjak
lagi menjadi Rp 1.250.000.000.
Setiap tampaan atau
pembentukan terhadap besi tersebut, meningkatkan nilai jualnya. Lebih banyak
ditempa, dipukul, dibakar, maka nilai jualnya semakin tinggi.
Demikian juga dengan
kita orang percaya, semakin lama dan semakin banyak kita ditempa dan kita
merespon dengan benar penempaan itu, tanpa kita sadari hal itu akan
meningkatkan nilai kita.
III. KETAATAN DAN KESETIAAN
SESEORANG
Ketaatan dan kesetian
kita menentukan nilai kita.Jika seseorang setia dan taat maka ia
akan menjadi property kesayangan Tuhan.
Salomo mengatakan bahwa
ketaatan dan kesetiaan yang nampak dalam kelakuan dan perbuatan yang baik,
membuat seseorang begitu berharga melampaui harga emas perak dan permata.
Amsal 22:1 Nama baik
lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari
pada perak dan emas.
Ams 20:15 Sekalipun ada
emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang
berpengetahuan.
Ams 31:10 Isteri yang
cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga
dari pada permata.
Demikian juga halnya dengan Paulus. Ia menggambarkan bahwa dalam rumah yang
besar banyak perabot, ada yang terbuat dari emas dan perak ada pula
yang terbuat dari kayu dan tanah. Perabot-perabot
tersebut dibuat dengan bahan yang berbeda dan dengan tujuan
yang berbeda.
2Tim
2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari
emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk
maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
Namun demikian,
seseorang bisa menjadi perabot yang dipakai untuk tujuan yang mulia dengan
cara” menyucikan diri dari hal-hal yang jahat” .
2Tim
2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia
akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang
layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Dengan demikian, ini
berarti bahwa ada bagian kita dalam menentukan nilai. Ketaatan kita terhadap
Tuhan dan Firman-Nya dengan cara menjauhi kejahatan adalah faktor yang menentukan
sekali nilai kita baik dalam pandangan manusia maupun dalam pandangan Tuhan.
Ada legenda seekor
anjing yang setia menemani tuannya, Prof. Dr. Elisaburo Ueno, guru besar di
Universitas Tokyo. Awalnya, Hachiko, anjing itu diajak mengantar dan menjemput
tuannya di sebuah stasiun kereta api. Setiap hari, Hachiko selalu menunggu
dengan setia kedatangan profesor. Suatu saat, tahun 1925, sang profesor tidak
muncul di stasiun kereta karena meninggal di tempat mengajar. Namun Hachiko,
dengan kesetiaan luar biasa tetap menanti hingga tengah malam. Keesokannya,
lusa, dan bahkan dikisahkan seterusnya selama 10 tahun, ia terus menunggu.
Suatu saat, Hachiko tertabrak dan mati seketika. Kisah ini sangat mengharukan
masyarakat Jepang sehingga mereka mengabadikannya dengan mendirikan patung
anjing.
Bisa jadi Hachiko bukan
anjing yang mahal awalnya, ia hanyalah anjing kampung namun karena kesetiannya
kepada tuannya ia menjadi begitu bernilai, sampai dibuatkan sebuah patung
khusus untuk mengenang kesetiaannya. Seandainya Hachiko hidup dalam jaman
sekarang ini tentu akan dihargai dengan harga yang sangat mahal kalau dilelang.
Pertanyaannya apakah yang membuat nilainya melambung tinggi??, jawabannya
adalah ketaatan dan kesetiaannya terhadap tuannya.
Demikian juga dengan
orang percaya. Meskipun kita telah dibeli oleh darah yang mahal, namun kita
harus menjaganya dengan taat dan setia terhadap Tuhan dan Firman-Nya. Namun
demikian bukan karena kita bernilai tinggi makanya kita dibeli mahal, tapi
karena kita dibeli mahal makanya kita bernilai tinggi. Selanjutnya kita harus
taat dan setia terhadap Tuhan yang telah membeli kita guna mempertahankan nilai
kita di hadapan Tuhan.
IV. APA YANG ADA DALAM SAUDARA
Dengan demikian nilai
manusia sesungguhnya bukan terletak pada casingnya yang merupakan bejana tanah
liat yang tak berarti, tapi pada harta di dalamnya. Orang percaya seperti peti
harta karun yang terdapat harta yang tak ternilai harganya.
Ini menjadi suatu
penghiburan sejati bagi kita, mungkin casing kita jelek, kurus, pendek, kudisan
yang penting apa harta yang ada dalamnya. Kalau di dalam kita ada harta yang
tak ternilai maka kita adalah sesuatu yang bernilai tinggi.
Selain itu Alkitab juga
menegaskan bahwa di dalam kita ada Roh Kudus. Roh yang memberi kita kuasa dan
kemampuan untuk memberitaan injil.
Roh yang ada dalam
kitalah yang membuat kita berharga, karena tanpa Roh Kudus itu kita sama saja
dengan bejana yang tak bernilai. Tapi Roh kudus menjadikan kita bernilai tinggi
dan berharga.
Inilah cara pandang
yang harus dimengerti oleh anak-anak Tuhan. Nilai kita bukan karena casingnya
tapi isinya. Kalau isinya Firman Tuhan (injil) dan Roh Kudus niscaya saudara
dan saya bukan bejana tanah liat biasa tapi sebuah bejana tanah liat yang luar
bisa,
Pada umumnya dunia akan
menghargai manusia dari casing (paras dan mukanya), tapi Tuhan melihat dan
menghargai apa yang ada dalam hati.