Hiduplah sebagai anak-anak terang
Bahan Sermon Lay
Speaker, Majelis, Jemaat GMI Kasih Karunia
Jumaat 21 Maret 2014
“Hiduplah sebagai anak-anak terang” (τεκνα ψωτος περιπατειτε)
Nats Alkitab : Efesus
5:8-12
- Pejelasan
Nats
Efesus merupakan kota pusat bisnis dan prostitusi pada saat itu, sehingga kehadiran
kekristenan diharapkan bisa merubah paling tidak mempengaruhi situasi masyrakat
Efesus.
Paulus
mendorong orang Kristen yang ada di Efesus untuk menunjukkan identitas dan
status mereka sebagai anak-anak terang, dan itulah yang menjadi pokok utama
pembahasan Efesus 5:8-14. Paulus memulai fakta tentang masa lalu dari jemaat
yang ada di Efesus dengan mengatakan bahwa sebelumnya mereka adalah kegelapan.
Dalam ayat 8 Paulus berkata, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan”. Kata “dahulu” menunjuk
pada kondisi masa lalu yang telah mereka tinggalkan. Ketika Paulus mengatakan
bahwa sebelumnya mereka adalah kegelapan, hal ini bukan untuk mengingat-ingat
masa lalu, tetapi untuk menegaskan kembali bahwa itu bukan lagi status dan
kehidupan mereka.
Kata kegelapan yang
dalam bahasa Yunani disebut “skotos (σκοτος),” bukan hanya menunjuk pada kondisi yang
gelap tetapi juga status mereka yang gelap serta kontribusi mereka yang
menjadikan sekelilingnya menjadi gelap. Dahulu mereka adalah anak-anak gelap
yang membawa kegelapan, sehingga orang lain tidak mengetahui jalan yang mereka
tempuh, tidak hidup dalam kebenaran dan tidak dapat membedakan mana yang benar
dan yang salah. Tetapi Paulus menegaskan, bahwa itu masa lalu dan sudah
berlalu, dan sekarang mereka sudah menjadi anak-anak terang.
Masih
dalam ayat 8 Paulus berkata, “…tetapi sekarang kamu adalah terang di
dalam Tuhan.” Kehidupan masa lalu mereka sangat berbeda dengan
kehidupan mereka masa kini. Paulus menekankan perubahan status dari anak
kegelapan menjadi anak terang di dalam Tuhan. Orang Kristen memiliki status dan
identitas yang baru di dalam Tuhan. Setiap orang Kristen harus menyadari status
mereka yang baru ini, sehingga mereka mengerti untuk apa mereka hidup dan apa
yang harus mereka lakukan dengan status yang baru tersebut.
Setelah
Paulus mengingatkan jemaat di Efesus mengenai status mereka sebagai anak-anak
terang, kemudian Paulus mendorong setiap orang Kristen yang ada di Efesus
supaya hidup sebagai anak-anak terang. Dengan tegas Paulus berkata dalam ayat
8, “Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” Paulus mendorong
jemaat di Efesus supaya menunjukkan melalui kehidupan mereka bahwa mereka
adalah anak-anak terang. Dunia membutuhkan teladan, dan itu harus ditunjukkan
oleh orang yang mengaku dirinya sebagai pengikut Kristus.
Ada
tiga hal yang harus dilakukan oleh jemaat di Efesus untuk membuktikan bahwa
mereka adalah anak-anak terang, dan ini juga yang harus dilakukan oleh setiap
orang Kristen di sepanjang zaman dan dimanapun mereka berada:
- Menguji apa
yang berkenan kepada Tuhan (ay. 10) (analizing).
Kata menguji
mempunyai arti menekankan usaha yang aktif dari setiap orang
Kristen untuk mengamati, menganalisa serta memilah dan memilih apa yang
berkenan kepada Tuhan.
Sementara kata berkenan berarti bukan hanya sekedar disetujui atau diterima, tetapi juga harus
menyenangkan hati Tuhan. Jadi sebelum kita melakukan suatu tugas dan tindakan,
kita tidak hanya bertanya apakah tindakan tersebut salah atau tidak; kita juga
tidak hanya bertanya apakah tindakan ini disetujui Tuhan atau tidak, tetapi
harus sampai pada pertanyaan, apakah perbuatan ini menyenangkan hati Tuhan atau
tidak.
2. Langkah
yang kedua yang harus dilakukan oleh orang
Kristen mengambil keputusan untuk dua hal, yakni:
(a) keputusan
untuk tidak mau turut ambil bagian dalam perbuatan kegelapan, perbuatan yang
tercela dan
perbuatan yang mendukakan hati Tuhan.
(b) komitmen
untuk hanya melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan.
Paulus
mengajarkan bahwa menguji apa yang berkenan dan apa yang tidak berkenan di hati
Tuhan tidaklah cukup, tetapi harus sampai pada pengambilan keputusan serta
memiliki komitmen untuk meninggalkan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan.
Paulus juga menekankan bahwa orang Kristen tidak cukup hanya meninggalkan hal-hal
yang tidak berkenan kepada Tuhan, tetapi juga harus melakukan hal-hal yang
berkenan kepada Tuhan.
Setelah
melakukan langkah yang pertama dan yang kedua, selanjutnya jemaat yang ada di
Efesus harus melakukan langkah yang selanjutnya
- Berhubungan
dengan misi. Dalam ayat 11 Paulus mengatakan supaya jemaat
di Efesus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan. Kata menelanjangi mempunyai arti menegur dengan keras, menyatakan
kesalahan ataupun membuktikan bahwa perbuatan kegelapan itu merupakan dosa.
Jemaat di Efesus memiliki misi untuk melakukan pembaharuan moral di kota
Efesus. Sebagai anak-anak terang, jemaat di Efesus harus berperan secara
aktif menolong setiap warga di Efesus supaya mereka menyadari bahwa
perbuatan mereka yang hidup dalam kegelapan itu merupakan perbuatan yang
merendahkan martabat manusia.
- Penerapan
Nats
Telah
dijelaskan
sebelumnya bahwa kota Efesus bukan hanya kota bisnis tetapi juga kota
prostitusi. Mereka tidak menganggap prostitusi sebagai dosa yang memalukan, tetapi
menganggapnya sebagai suatu bisnis yang sangat menguntungkan. Bagi para
pelacur, praktik prostitusi itu merupakan suatu pekerjaan yang legal. Paulus
mendorong jemaat di Efesus untuk menelanjangi kebobrokan moral warga Efesus.
Tentunya hal tersebut dilakukan, ketika mereka menunjukkan jati diri mereka
sebagi orang Kristen yang hidup dalam terang dan berfungsi sebagai terang.
Apa
yang diajarkan Paulus kepada jemaat di Efesus juga berlaku bagi setiap orang
Kristen masa kini. Setiap orang Kristen yang mengakui dirinya sebagai anak-anak
terang, harus berperan aktif untuk menelanjangi praktik-praktik kegelapan yang
terjadi dalam masyarakat, yang tentunya harus dimulai dari gereja. Ada begitu
banyak praktik-praktik kegelapan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kita.
Praktik-praktik kegelapan yang paling menonjol di negara kita adalah suap dan
korupsi. Para pakar mengakui bahwa sulitnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia
diakibatkan oleh korupsi dan suap. Ketika kita berbicara tentang korupsi dan
suap, jangan hanya berfokus pada pemimpin atau pejabat Negara. Korupsi dan suap
terjadi dalam setiap lapisan, bahkan sampai tingkat yang terendah yaitu tingkat
Kelurahan, tingkat RW dan RT.
Praktik-praktik
kegelapan yang lain yang juga sangat menonjol di negara kita ini adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan kebejatan moral, seperti prostitusi,
pornografi, dan narkoba. Hal ini bukan hanya mempengaruhi orang dewasa tetapi
juga telah melanda anak-anak sekolah dari anak SMA sampai anak SMP. Kondisi ini
sudah sangat memprihatinkan. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana masa depan
bangsa kita dan masa depan anak-anak kita, jika tidak dilakukan penanganan yang
serius mengenai pornografi dan narkoba di kalangan anak-anak. Setiap orang
Kristen memiliki misi dan tugas untuk menelanjangi perbuatan-perbuatan
kegelapan ini dan menjadi terang kepada setiap orang, supaya mereka mengerti
bahwa apa yang mereka lakukan akan merusak masa depan mereka.
Bagian
terakhir yang sangat penting dari pengajaran Paulus ini terdapat dalam ayat 9
yang berkata, “… karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan
dan kebenaran”. Paulus mengingatkan jemaat di Efesus, ketika mereka
berusaha menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan yang ada di Efesus mereka
harus melakukan itu dalam tiga koridor yaitu kebaikan,
keadilan dan kebenaran. Setiap
orang Kristen yang menegur kesalahan orang lain harus dimotivasi oleh kasih dan
tujuannya adalah untuk kebaikan orang lain. Ketika kita menegur kesalahan orang
lain harus berlandaskan rasa keadilan. Tingkat teguran yang diberikan kepada
orang lain ditentukan oleh tingkat kesalahan. Jangan sampai kesalahan yang
kecil dibesar-besarkan, sehingga akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
Ketika kita menegur orang lain juga harus didasarkan kebenaran. Sebelum
melakukan teguran, kita harus mengetahui secara benar duduk persoalan,
mengetahui fakta-fakta yang benar dan melakukan teguran secara benar. Ketiga
koridor tersebut sangat penting dalam melakukan misi pembaharuan dalam masyarakat,
karena hal tersebut sangat menentukan keberhasilan misi kita.
Minggu Lent 21 Maret 2014
Pdt. T.M. Karo-karo, STh,MA
Daftar Bacaan:
Barclay,
William, Pemahaman Alkitab Setiap hari: Galatia, Efesus, hal 239-249 BPK GM, Jakarta 2000
Martin,
Ralp P., Tafsiran Efesus dalam Tafsiran Alkitab Masakini, hal.
599-602, Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, Jakarta 1999
Silalahi, Frans, Hiduplah sebagai anak-anak Terang,
ramlyharahap.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.