Khotbah Minggu 30 Maret 2014
Di GMI Kasih Karunia, Jln. Hang Tuah 2 Medan
“MATA HATI YANG MELIHAT TERANG AKAN MEMBERIKAN PERUBAHAN HIDUP”
Yohanes 9:1-41
BY: Rev. T.M. KARO-KARO, STH,MA
Penting
untuk dicatat bahwa tidak ada seorang nabipun dalam Perjanjian lama yang pernah
melakukan mujizat mencelikkan
kebutaan. Demikian pula dalam Perjanjian Baru, tidak pernah dicatat
ada seorang murid Yesus/rasul yang melakukan mujizat serupa. Hanya Yesus seorang yang pernah mencelikkan
orang buta dengan frekwensi lebih banyak daripada penyakit lainnya.
Ada
beberapa catatan yang perlu kita perhatikan dalam kisah ini:
1. Pernyataan bahwa Tuhan
Yesus adalah terang dunia semakin ditekankan dalam wujud tindakan kesembuhan
bagi orang buta ini.
Sebelum
Tuhan Yesus melakukan mukjizat kesembuhan bagi orang yang buta sejak lahir itu,
Dia kembali mengklaim atau menyatakan diriNya sebagai TERANG DUNIA. Dengan
demikianTuhan Yesus menetapkan koneksi yang jelas antara menyembuhkan orang
yang buta secara fisik dengan menyatakan diri sebagai TERANG DUNIA yang menyapa
dunia dan mencelikkan mata hati atau spritualitas manusia yang masih gelap atau
buta. Jika di Yohanes 8:12, Tuhan Yesus sudah menyatakan diri sebagai
TERANG DUNIA, maka kini pernyataan-Nya ini diwujudnyatakan di dalam karya…di
dalam perbuatan.
2. Pengenalan akan Tuhan Yesus
akan semakin berkembang ketika kita
bergaul dengan Dia
Dari
ayat 8—13 kita dapat melihat bagaimana orang yang sekarang sudah bisa melihat
itu ditanyai macam-macam oleh tetangganya. Pada ayat 19-23 kita menjumpai
lagi orang yang sudah bisa melihat ini dibawa ke depan keluargnya. Dan pada
ayat 24-34, sekali lagi orang yang sudah dapat melihat itu dicecar sedemikian
rupa oleh orang-orang Farisi. Perhatikanlah reaksi sikap yang terekam dalam
pengakuan orang buta yang kini sudah melihat itu. Pertama, dia mengakui
Yesus sebagai seseorang (ayat 11), lalu ia mengatakan Yesus adalah nabi
(ayat 17), Yesus adalah seseorang yang melakukan mukjizat (ayat 25), Yesus
adalah seseorang yang dari Allah dan didengar Allah (ayat 31, 33), dan pada
akhirnya ia percaya bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang diutus Allah (ayat
38).
Tidak
mudah bagi orang buta yang sekarang sudah bisa melihat ini untuk sampai pada
tahap pengakuan,”Aku percaya Tuhan” dan sujud menyembah Yesus. Perhatikan
bahwa proses pengenalan dan iman kepada Tuhan Yesus itu bertumbuh seiring
dengan interogasi yang dia lalui. Terang yang dia terima tidak hanya
mencelikkan matanya tetapi juga mata hatinya.
3. Ucapan Tuhan Yesus di dalam
ayat 39: “Barangsiapa yang tidak dapat melihat menjadi dapat melihat;
barangsiapa yang dapat melihat menjadi buta.
Tuhan
Yesus mendengar bahwa orang yang Dia sembuhkan tadi diusir oleh orang-orang
Farisi, barangkali dia dikucilkan dan diintimidasi oleh orang-orang sekitarnya
karena dia ngotot mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias…penyembuh dan
penyelamat hidupnya. Maka Tuhan Yesus mendatangi dia dan kemudian orang
tersebut mengaku percaya dan kemudian Tuhan Yesus mengatakan:
Aku datang ke dunia untuk
menghakimi…supaya orang yang buta melihat dan orang yang melihat menjadi buta. Orang-orang
Farisi merasa tersindir, namun sekali lagi Tuhan Yesus mengatakan Sekiranya
kamu buta maka kamu tidak berdosa dan sekiranya kamu melihat maka kamu tetap
berdosa.
Dalam
terjemahan bahasa Indonesia kita tidak akan menemukan makna kalimat-kalimat
Yesus. Namun dalam teks bahasa Yunani kita akan tahu maksud dari pernyataan
Tuhan Yesus ini, coba perhatikan:
Aku
datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat (me
blepontes-> tidak melihat, buta), dapat melihat (bleposin->
melihat), dan supaya barangsiapa yang dapat melihat (blepontes->
melihat), menjadi buta (tuphloi ginomai-> buta).
Perhatikan
kata ginomai yang memiliki akar kata sama denganginosko yang
artinya mengerti, memahami, menyadari. Dengan permainan makna kata ini Tuhan
Yesus hendak mengatakan bahwa memang mata jasmani orang-orang Farisi
dapat melihat namun mata hati atau spiritualitas mereka tidak mengerti…tidak
menyadari bahwa TERANG DUNIA itu ada di hadapan mereka. Orang buta
yang kini sudah bisa melihat itu dengan kerendahan hati mau menerima dan
percaya pada TERANG DUNIA yang menyapa hidupnya sehingga dia mengalami
perkembangan pengenalan dan iman kepada TERANG DUNIA yaitu Tuhan Yesus sedangkan
orang Farisi merasa diri sudah tahu…sudah mengerti…sudah pintar sehingga tidak
membuka diri pada sapaan Sang TERANG DUNIA!
Dari kisah ini kita dapat
melihat bahwa orang yang buta sejak lahir itu menjadi sembuh. Dia dapat melihat
kembali. Tidak hanya mata jasmani yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus
namun rupanya mata hati orang ini juga melihat dan menyambut Tuhan Yesus
sebagai TERANG DUNIA. Lalu apa makna kisah ini bagi kehidupan kita
saat ini?
Kita
bersyukur karena Tuhan memberi kita anugerah sehingga mata hati kita dapat
melihat Tuhan Yesus sebagai TERANG DUNIA. Lalu apa wujud nyata dari seseorang
yang mata hatinya melihat dan menyambut Tuhan Yesus sebagai TERANG DUNIA? Maka
undangan bagi setiap kita adalah:
Mengakui
Tuhan Yesus sebagai Yang Paling Berdaulat di dalam seluruh aspek kehidupan
kita.
Perhatikan
kisah orang buta yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus ini. Dia mengakui bahwa
kesembuhannya hanya diperoleh melalui Tuhan Yesus yang tergerak oleh belas
kasihan untuk menyembuhkannya. Dan kesaksiaannya di hadapan para
tetangga dan orang-orang Farisi juga keluarganya semakin meneguhkan pengenalan
dan keyakinan imannya bahwa hanya Tuhan Yesus , Anak Manusia yang diutus oleh
Allah yang paling berdaulat di dalam hidup ini.
Pengakuan
dan sikap orang buta yang sudah sembuh ini menjadi cermin bagi kita untuk
mengimani kedaulatan Tuhan Yesus di dalam hidup kita. Berapa banyak dari kita
yang tidak menempatkan Tuhan Yesus sebagai Tuhan yang berdaulat atas hidup
kita, sebagai TERANG dalam hidup kita? Kalau kita sakit misalnya, sejauh mana
kita mampu mempercayai kedaulatan Tuhan Yesus akan sakit dan sembuh kita? kalau
kita sedang mengalami kesulitan di dalam hidup ini, sejauh mana kita mengimani
kedaulatan Tuhan Yesus atas susah senangnya hidup kita? Pengalaman perjumpaan
dengan TERANG DUNIA yaitu Tuhan Yesus seharusnya membawa kita pada keyakinan
atau iman bahwa hanya Tuhan Yesuslah yang paling berdaulat di dalam hidup
kita.Ingat, kebutaan spritiual sangat berbahaya.
Menjadi
pembawa terang bagi orang-orang disekitar kita.
Siapa
sich diantara kita yang tidak pernah mendengar lagu Amazing Grace? (Sangat
Besar AnugrahMU) Tentu semua pernah mendengar dan bahkan bisa menyanyikannya. Lagu
ini diciptakan oleh seorang Inggris
bernama John Newton. John Newton adalah seorang Kapten Kapal Greyhound. Tidak
hanya sekedar menjadi kapten kapal tetapi juga seorang penjual budak yang kejam
dan tidak segan-segan membunuh. Bukan 1 atau 2 nyawa yang dia bunuh, tetapi
400-600 orang dia bunuh.
Suatu
kali dia berlayar dari Inggris ke Benua Afrika dengan tujuan membawa sebanyak
mungkin orang-orang Afrika untuk dijual di Inggris sebagai budak. Dari desa satu ke
desa Afrika lainnya, Ia berburu dan menyerang manusia untuk dijadikan budak. Baginya, siapa saja orang Afrika yg mencoba melawan dan
menolak untuk dijadikan budak.
Setelah menemukan orang-orang yang mau dibawa ke Inggris, John memasukkan
mereka ke dalam kapalnya, kapal Greyhound. Naasnya kapal itu hanya muat 400
orang, namun John tetap mengangkut 650 orang sehingga kapal itu menjadi sesak
karena sempitnya ruang gerak dan kurangnya oksigen sehingga banyak yang
meninggal di tengah perjalanan. Tidak hanya itu, John tidak mau memberi makan
para budak yang dia angkut. Maka lengkap sudah penderitaan di atas kapal
itu. Dalam pelayaran tersebut terjadi badai di Lautan Atlantik. Badai
ganas ini hampir menenggelamkan kapal si John Newton. Serentak para budak itu
dirantai dan dipasung oleh John dan para awaknya. Beberapa orang dari ke-30
awak kapal John menduga bahwa badai ini karena ulah John Newton yang sangat
tidak berprikemanusiaan. Namun John yang sejak usia 11 tahun tidak pernah
berdoa dan membaca Alkitab lagi tidak menggubris komentar awak kapalnya.
Lama kelamaan badai ini bukannya reda tetapi semakin hebat mengamuk dan menghantam
kapal John Newton. Pada saat itulah dia berteriak, “Tuhan, kasihanilah
kami.” Saat itu John sangat ketakutan karena badai dan juga takut kalau
Tuhan marah dan tidak mendengarkan seruannya. Dengan ketakutan dia berdoa, “YA
TUHAN, Jika Engkau Benar, Engkau PAsti menepati janjiMu. Sucikanlah hatiku yang
kotor ini.”
Setelah
4 minggu berlalu setelah badai itu, dan juga persediaan makanan di kapal
Greyhound mulai menipis, dia melabuhkan kapalnya di pelabuhan Irlandia.
Seketika itu pula John Newton langsung pergi ke gereja. Dan dia pun menciptakan
lagu yang berjudul Amazing Grace dengan diiringi gemuruh ombak, percikan air
dan kicauan burung. Dan kini dia berubah, dia tidak lagi menjual budak bahkan
dia adalah tokoh pertama di Inggris yang menentang perbudakan.
Perhatikan
bahwa ada perubahan hidup yang dialami oleh John Newton. Terang yang
sudah membuat dia melihat itu adalah terang yang sudah membukakan mata hatinya.
Sehingga dia mau percaya dan mempercayakan kehidupanya kepada Kristus yang
berdaulat. Dan kepercayaannya itu dia wujudkan dalam kesaksian tindakan
nyata dalam hidup sehari-hari yaitu menghentikan perbudakan.
Terang
Dunia yaitu Tuhan Yesus Kristus yang sudah menyapa kita mengundang kita untuk
percaya dan mempercayakan hidup kita pada kedaulatan. Tidak hanya berhenti pada
percaya saja tetapi diwujudkan lewat tindakan sehingga orang-orang di sekitar
kita itu juga dapat melihat TERANG DUNIA yang berdiam di dalam diri kita
masing-masing. Kita diberi kesempatan untuk menunjukkan terang kasih Allah
di dalam kehidupan kita. Bahkan kesaksian yang sederhana sekalipun dapat
menjadi sebuah kesempatan bagi kita untuk memperkenalkan terang kasih Allah di
dalam hidup kita sehingga orang-orang di sekitar kita percaya akan TERANG DUNIA
yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Amin.