Wednesday, December 31, 2014

KHOTBAH PADA TAHUN BARU 01 JANUARI 2015
GMI KASIH KARUNIA, JLN.HANG TUAH, MEDAN
Nats Alkitab  : 1 Petrus 2:11-17
Thema     : "Sinar Terang Kehidupan Kristiani di tengah-tengah Dunia”  

Jadi seorang pendatang itu tidaklah selalu enak. Seorang pendatang biasanya tidak begitu bebas dan tidak bisa berbuat sesuka hati. Kita harus menjaga diri sebaik mungkin. Apa lagi kalau kita membawa sebuah nama kelompok, almamater atau nama golongan, kita harus semakin bermawas diri. Kita harus menjaga diri baik-baik agar nama almamater atau nama sebuah golongan yang kita sandang tidak tercoreng karena sikap-sikap kita.

Hal ini jualah yang disampaikan oleh Rasul Petrus kepada para pembaca suratnya. Petrus mengingatkan kepada sebagian besar orang Yahudi yang sedang merantau di daerah Asia Kecil, agar sebagai perantau di negeri orang, mereka harus menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang melawan jiwa. Lebih dari itu, mereka harus berbuat baik ditengah-tengah bangsa bukan Yahudi. Mengapa? Soalnya bangsa Yahudi itu merupakan bangsa pilihan yang harus menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Sebagai umat yang menyandang status bangsa pilihan tentu saja mereka harus menjaga diri mereka baik-baik, harus bersikap santun, sabar dan sejenisnya, agar mereka dapat menjadi teladan.

Sebenarnya ada 2 alasan mengapa mereka harus bersikap baik:
·        Pertama, supaya orang-orang asing yang menganut aliran sesat paganisme, tidak dapat memfitnah mereka karena melihat perbuatan-perbuatan baik yang mereka lakukan. Perbuatan baik itu merupakan pertahanan terbaik dari orang-orang yang dapat berbuat jahat kepada kita.

·        Tujuan Kedua; yang lebih utama ialah agar mereka kelak dapat memuliakan Allah karena kehidupan perbuatan baik tersebut. Melalui perbuatan baik diharapkan, banyak orang yang dapat melihat Kristus dalam hidup mereka, dan pada akhirnya mereka juga akan bertobat dan dapat memuliakan Allah juga.

Sebenarnya lebih jauh lagi, Petrus hendak menyatakan kepada orang-orang Kristen pada segala zaman bahwa mereka itu adalah pendatang di dunia ini, termasuk kita yang sedang mendengar  saat ini. Kita merupakan pendatang di dunia ini. Kita ini hanyalah pendatang di bumi ini. Hidup kita hanya sementara. Tidak selamanya kita berada di bumi ini. Kelak kita akan kembali ke rumah bapa, suatu tempat yang jauh lebih indah dari bumi ini.
Oleh karena itu sebagai pendatang dan perantau di bumi ini, bukan berarti kita bisa hidup sesuka hati kita. Kita pun sedang menyandang status sebagai anak-anak Kerajaan Allah. Karena itu kitapun harus menjaga kehidupan kita untuk tetap kudus. Selain itu kita harus menyatakan perbuatan-perbuatan baik kita kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Jangan sampai kehidupan kita mencoreng nama Tuhan yang sedang kita sandang sebagai orang-orang Kristen. Bukankah saat ini sudah terlalu banyak orang yang menghindari gereja karena perbuatan-perbuatan memalukan orang-orang Kristen sendiri? Mereka kecewa disertai perkataan “yah, orang Kristen sendiri juga begitu klakuannya”. Kehidupan yang tidak benar, moral yang bejat, dan hati yang picik. Bahkan sebagian orang menganggap Kekristenan itu seperti racun, karena mereka melihat orang-orang yang mencemari kekristenan sendiri.

Karena itu Petrus mengingatkan kepada setiap kita untuk terus berbuat baik sebagai seorang pendatang didunia ini. Kita harus berbuat baik agar orang-orang dunia tidak dapat memfitnah dan menyindir kita. Terlebih dari itu, kita diharapkan berbuat baik agar kelak orang lain dapat memuliakan Tuhan. Perbuatan baik itu harus diberlakukan dalam berbagai aspek.

Jika kita melihat perikop setelah ini, kita dapat menemukan bahwa Petrus terus menerus mengulang-ngulang kata berbuat baik. Di ayat 13-15, kita disuruh untuk tunduk kepada semua lembaga manusia karena Allah. Kita diminta tunduk kepada lembaga pemerintahan di dunia ini, karena mereka adalah wakil-wakil Allah.

Ketundukkan kita terhadap mereka merupakan salah satu perbuatan baik. Karena itu diayat 15 dikatakan “sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik, kamu membungkemkan kepicikan orang-orang bodoh.” Selanjutnya di ayat 18-20 kita diminta untuk tunduk kepada tuan kita didunia ini. Entah tuan kita baik atau nggak, kita harus tunduk. Kita diharapkan untuk bersabar dan terus berbuat baik. Karena itu di ayat 20 dikatakan “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.” Bahkan di pasal 3:1-7 Petrus mengingatkan para istri untuk selalu tunduk kepada suami, bahkan walau suami mereka bukanlah orang-orang yang tunduk terhadap Firman Tuhan. Petrus mengharapkan, dengan perbuatan baik istrinya, suaminya dapat dimenangkan tanpa perkataan, namun karena kelakuan istrinya itu yang murni dan saleh. Perbuatan baik dapat memenangkan jiwa. Dalam semua aspek yang sudah dipaparkan Petrus, perkataan untuk berbuat baik itu sering dikumandangkan.

Kita diharapkan dapat memancarkan kasih Kristus di tengah-tengah dunia ini, sehingga orang lain pun dapat merasakan kemuliaan Allah melalui kehidupan kita. Ada buku yang mengatakan bahwa khotbah yang paling baik itu bukanlah khotbah yang disampaikan di atas mimbar. Tapi khotbah yang terbaik adalah kehidupan kita sendiri. Khotbah berjalanlah yang memiliki kekuatan besar untuk membawa jiwa datang kepada Tuhan.

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu,menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda." Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumahsakit, menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan... Wanita itu sembuh !!. Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu
pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut,ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.."Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.." tertanda, DR Howard Kelly. Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa : "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."

Kebaikan akan membawa kebaikan yang lainnya. Biarlah perbuatan baik kita pun boleh mempengaruhi kehidupan orang lain, sehingga bumi ini penuh dengan kemuliaan Tuhan lewat perbuatan baik kita sebagai alat-Nya.


Wednesday, December 24, 2014



Resolusi Tahun Baru bersama Allah

Mazmur 32:5
By : Pdt. T.M Karo karo,STh,MA
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. (Mazmur 32:5).
Bernostalgia umumnya terasa mengasyikkan. Khususnya jika yang dikenang adalah saat-saat yang menyenangkan dalam hidup. Biasanya manusia memerlukan momen tertentu untuk menandai sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Kenangan akan pengalaman kesedihan, kegagalan, penolakan, atau kesepian, cenderung ingin kita  lupakan. Memang segala hal yang berkaitan dengan pengalaman yang pahit seringkali ingin kita singkirkan jauh-jauh
Tetapi di awal sebuah tahun yang baru, ada baiknya kenangan akan peristiwa yang tidak mengenakkan juga kita  ingat dan renungkan kembali, supaya kita  dapat belajar dari kesalahan yang pernah kita  lakukan dan menjadi lebih berhati-hati untuk tidak jatuh ke dalam kelalaian yang sama. Memutuskan untuk belajar dari kesalahan adalah juga bentuk sebuah usaha untuk bertumbuh menjadi lebih baik. Walaupun mungkin pahit, barangkali hal ini juga merupakan sebuah keterbukaan dan kerendahan hati untuk bersedia diubahkan dan dibentuk oleh Tuhan supaya kita dapat hidup semakin dekat dengan Dia, semakin menyerupai Dia, sebagaimana kita temui dalam surat Rasul Paulus kepada umat di Roma, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2). Tak seorangpun dari manusia yang hidup di dunia ini yang sudah mencapai kesempurnaan. Kita selalu mempunyai sisi-sisi lemah dan kebiasaan-kebiasaan yang mendatangkan dosa yang perlu untuk diperbaiki. 
Pembentukan karakter iman dan kasih kita  kepada Tuhan adalah satu resolusi yang paling penting dalam kehidupan ini.  Sesungguhnya tidak ada yang lebih penting bagi Tuhan selain pembentukan karakter kita supaya menjadi semakin kudus dan tak bercela di hadapan-Nya.  Karena adalah kerinduan-Nya agar kita dapat selamanya bersama dengan Dia dan menikmati cinta kasih-Nya dengan sempurna. 
 Fokus kepada satu kelemahan untuk diperbaiki lebih mudah dan memberikan harapan daripada sibuk memikirkan betapa banyaknya kesalahan yang telah pernah kita buat. Hal itu hanya akan menimbulkan rasa putus asa dan perasaan malas untuk memulai. Tuhan kita adalah seorang Bapa yang sabar dan lemah lembut yang selalu mampu melihat kebaikan dan potensi-potensi yang baik dalam diri setiap anak-Nya betapapun besarnya kesalahan kita, asalkan kita mau datang kepada-Nya dan bertobat.  Sejauh Timur dari Barat, demikian dijauhkan-Nya pelanggaran kita daripada kita (Mazmur 103 : 12).Yesus pun mengungkapkan karakter Bapa itu melalui kisah perumpamaan tentang anak yang hilang di dalam Lukas 15: 11-32.
Kesabaran dan semangat tidak mudah putus asa sangat penting agar kita selalu mempunyai harapan untuk bangkit lagi. Kadang kita  tidak menyadari bahwa beberapa kebiasaan kita  ternyata membuat diri  kita merasa tidak damai dan kita  gagal menampilkan wajah Allah yang ada di dalam diri  kita. Sifat dan kebiasaan seperti merasa diri yang paling tahu, kebiasaan menunda pekerjaan tertentu, atau iri hati dan kecenderungan menghakimi sesama, biasanya tersamar di sudut-sudut hati kita  yang gelap, dan kita  membutuhkan kerendahan hati untuk menyerahkannya kepada Allah agar Ia dapat masuk dan membersihkan sudut-sudut gelap itu. Pemazmur yang selalu rindu untuk bertobat juga mengungkapkannya sedemikian, “ Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku” (Mazmur 139 : 23)
Seringkali kita tidak mampu dengan kekuatan kita sendiri untuk bangkit dari kebiasaan yang tidak membangun. Bergantung terus kepada pertolongan Allah yang mampu melunakkan hati sekeras apapun adalah sangat berkenan kepadaNya, sambil tak segan-segan mencari pertolongan sesama yang dapat membantu kita, membaca dan meresapi renungan iman, dan tentu tak jemu-jemu belajar dari Firman-Nya agar niat baik kita diasah dan dikuatkan dengan kuasa Firman Tuhan. “Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah (Efesus 6 : 16-17).
Sangat penting bagi kita untuk mengenali kesalahan yang masih berulang-ulang kita lakukan, serta kebiasaan buruk yang sukar kita tinggalkan, mungkin juga karena bawaan dari kepribadian.  Kewaspadaan kita  harus selalu ditingkatkan karena si jahat sering masuk dari pintu kelemahan kita  yang sudah menjadi kekhasan kita  itu untuk berbuat dosa lagi dan membuat kita  semakin merasa terpuruk karena merasa sulit sekali berubah. Kalau perlu sebisa mungkin kita  perlu menghindari waktu, tempat, dan kesempatan yang membuat kita  mudah jatuh lagi ke dalam dosa yang sama. Allah selalu menyertai kita dan menguatkan kita untuk tidak menyerah kepada bujukan si jahat.  Sesungguhnya kita tak pernah sendirian dalam berjuang, tinggal apakah kita mau mengklaim penyertaan Allah itu dengan penuh iman, “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis” (Efesus 6 : 11).
Firman di atas itu juga mengingatkan kita  bila berhadapan dengan sesama yang sulit, bagaimana Allah tetap memandang setiap orang dengan penuh cinta, belaskasihan, pengampunan serta harapan. Maka kita  pun harus belajar memandang sesama kita  dengan penuh harapan akan kebaikan, betapapun sulitnya menemukan kebaikan itu. Tidak perlu kita menyerahkan diri kepada amarah dan kebencian atau dendam, karena sesama adalah teman-teman seperjuangan kita yang juga masih berjuang, yang harus kita rangkul untuk melawan musuh kita yang sesungguhnya…”karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” (Efesus 6 : 12). 
Demikianlah  pemeriksaan batin, pertobatan, dan pembersihan diri menjadi rutinitas yang indah yang ingin kita  lakukan menapaki tahun yang baru  ini, agar seluruh jiwa kita sehat dan berkenan kepada Allah, yang menciptakan setiap dari kita indah, murni, dan berharga sejak semula. Tugas kita  untuk memelihara kebersihan jiwa kita  agar Dia nyaman bersemayam di dalamnya dan kita  mampu menghasilkan buah-buah kasih dan kehidupan seperti rencana-Nya yang indah bagi setiap anak-anak-Nya.
Selanjutnya diri kita tentu “tercemar” lagi,  dan tentu kita  juga masih akan gagal dan jatuh lagi, tetapi kita  ingat jati diri kita  yang sebenarnya sebagai anak-anak Tuhan, kita  tidak akan menyerah dan ingin selalu bersemangat untuk terus bergantung kepada Allah dengan kerendahan dan keterbukaan hati. Menjadi miskin dan rendah di hadapan Allah adalah kekuatan kita, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Kolose 3 :12). Allah yang Maha Mencintai, akan selalu menyertai kita. Amin.




Redaktor "media on-line GMI Kasih Karunia" mengucapkan :


Sunday, December 7, 2014

KHOTBAH MINGGU ADVENT II  07 DESEMBER 2014
GMI KASIH KARUNIA, JLN. HANG TUAH 2 MEDAN

Nats Alkitab    : Markus 1:1-8
Thema             : Persiapkanlah Jalan untuk Tuhan
Tolong jawab dengan jujur: “Apa yg umumnya dipersiapkan jemaat masa kini menjelang Natal?”
· Baju baru yg termewah, Makanan yg terlezat, Tempat yg termegah
Coba kita bandingkan secara obyektif dengan “Apa yg Alkitab ceritakan
tentang Yohanes Pembaptis?”
· Bajunya sangat sederhana, Makanannya sangat murah, Tempatnya sangat gersang
Ternyata gaya kehidupan jemaat masa kini menjelang Natal bertolak belakang dengan gaya kehidupan Yohanes Pembaptis. Padahal, Yohanes Pembaptis adalah “Utusan Tuhan” untuk membuka jalan bagi Yesus.
Tidaklah berlebihan untuk saya mengatakan:
GEREJA MASA KINI PERLU MENATA ULANG KEHIDUPANNYA
AGAR SUNGGUH-SUNGGUH MEMPERSIAPKAN JALAN BAGI YESUS
Mari renungkan dan camkan secara lebih mendalam teladan-teladan kehidupan Yohanes Pembaptis
1.      CHRISTOCENTRIS (Berpusat kepada Kristus )--Lih Mrk 1:7-8
Yohanes Pembaptis, dengan penuh kerendahan hati, memberitakan, “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Tidak terpancar barang sedikit pun ambisi untuk mempromosikan diri sendiri.Dia mengatakan dan melakukan segala sesuatu hanya bagi Tuhan Yesus. Inilah dalam bahasa teologianya disebut: Kristosentris
Suatu hari, saya membaca suatu kisah tentang perlombaan sepeda di India. Bayangkan kalau ada seseorang yang mengikuti perlombaan tersebut tanpa memahami peraturan lomba. Ketika perlombaan dimulai, dia mengayuh pedal sekuat dan secepat yang dapat dilakukannya. Dia hampir kehabisan nafas. Dia mandi keringat. Dia sangat senang ketika mengetahui peserta lomba yang lain jauh tertinggal di belakang. “Saya akan memecahkan rekor,” pikirnya. “Sungguh fantastik!” Dia berteriak, sambil memacu sepedanya lebih keras dan lebih cepat lagi.
Akhirnya, dia mendengar tembakan tanda pertandingan berakhir. Dia sangat senang karena menjadi yang terdepan. Tak dinyana, dia justru menjadi pecundang karena tidak memahami peraturan lomba. Tujuan lombanya adalah untuk dapat menempuh jarak sependek mungkin pada jangka waktu yang telah ditetapkan. Mereka yang mengerti berusaha sebaik mungkin untuk tidak menjauh dari garis start. Kedua kaki mereka memang harus tetap ada di pedal karena mereka akan didiskualifikasi jika salah satu kaki mereka saja menyentuh tanah. Kalaupun mereka harus bergerak maju, maka itu pun hanya beberapa centimeter, secukupnya untuk mempertahankan keseimbangan tubuh mereka. Ketika batas waktunya habis, maka orang yang paling dekat dengan garis start itulah juaranya.
Tuhan Yesus memberikan peraturan dalam perlombaan menuju hidup kekal. Garis finishnya berada di sisi lain setelah kematian kita, tepat di depan takhta Allah sendiri. Di sana kita akan mendapat upah Surgawi setelah kebangkitan orang percaya. Strategi untuk memenangkan perlombaan iman ini adalah untuk memperhatikan orang lain, bukan hanya kepentingan diri sendiri. Menolong yang lain untuk berkembang, bukan mengedepankan ambisi pribadi.Memberi tanpa mengharapkan pamrih dari si penerima.
Kunci kemenangannya adalah belajar rendah hati seperti Yesus. Belajar untuk mengembangkan kehidupan yang berpusat kepada Kristus, seperti Yohanes Pembaptis.
2.      Berani Menyatakan Kebenaran  --Lihat Mrk 1:4 bnd 6:17-18
Bukan hanya di padang gurun, Yohanes Pembaptis berseru, “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,” tetapi kepada siapapun juga. Ketika Herodes mengambil Herodias, yang adalah istri saudaranya, sebagai istrinya, Yohanes dengan berani menegur, “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!”
Berani menyampaikan teguran kepada siapapun, walaupun teguran itu kadang-kadang membuahkan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi orang yang kita tegur dan akibat yang tidak enak bagi kita yang menegur.
Seorang yang sungguh mengasihi Tuhan pasti mengasihi sesamanya. Kasih yang murni tersebut akan membangkitkan keberanian untuk mengatakan kebenaran. Kebenaran itu lah yang akan memerdekakan dan menyelamatkan sahabat-sahabat kita.
3.      Berpengaruh secara meyakinkan---Lihat Markus 1:5
“Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.”

Markus menceritakan dengan lugas seberapa besar tanggapan masyarkat terhadap seruan Yohanes Pembaptis, “Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.”Jelas sekali bahwa kehidupan dan pelayanan Yohanes sangatlah meyakinkan, dan mempunyai pengaruh yang luas dan besar.
Bagi beberapa orang Yahudi, kehancuran pasukan Herodes dipandang sebagai hukuman Tuhan, suatu hukumkan yang adil, karena perbuatannya terhadap Yohanes Pembaptis. Herodes telah membunuhnya walaupun sebenarnya seorang yang baik. Dia telah menginsafkan banyak orang Yahudi untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, lalu membaptis mereka. Ada beberapa yang harus ditekankan dalam kehidupan kita supaya pengajaran kita mempunyai pengaruh yang besar a.l:
·         Jujur
·         Sesuai pengajaran dengan perbuatan (contoh:pancur yang kotor dgn air yang bersih)
·         Mempunyai integritas yang tinggi

Perhatikanlah bahwa mereka menempatkan kejujuran pada urutan pertama. Tanpa kejujuran, kita hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang lain mendekat kepada Yesus. Dengan bersikap jujur, menjunjung tinggi integritas, kita meluruskan jalan untuk banyak orang datang kepada Yesus.
Itulah langkah pertama kita harus lakukan dalam mempersiapkan jalan bagi Yesus: Kejujuran.
Sesuai dengan teladan Yohanes Pembaptis, mari kita tata ulang kehidupan kita untuk mengisi masa raya Natal dan menyongsong tahun baru dengan kehidupan yang:
· Christocentris – berpusat kepada Kristus,
· Berani menyatakan kebenaran, dan
· Berpengaruh secara meyakinkan—menjadikan diri kita berpengaruh,
Dengan demikian kita sungguh-sungguh dapat mempersiapkan dan meluruskan BANYAK JALAN bagi Tuhan Yesus. Amin.


Friday, November 21, 2014

BAHAN BIMBINGAN PENGAJARAN SEKOLAH MINGGU
Sabtu 22 November 2014
Nats Alkitab    : 1 Korintus 9:24-27
Tema               : Self Control (penguasaan diri)
Ayat Hafalan    : 2 Timutius 4:5 “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Tujuan             : Supaya kita/anak-anak memahami arti penguasaan diri yang sebenarnya serta memiliki tekad  untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
By                   : Rev. T.M. Karo-karo, STh,MA
I.            Ringkasan Nats
Saat kita berlomba/bertanding  butuh mempersiapkan segala sesuatu, dan saat kita mau mengenal Tuhan Yesus lebih dalam kita butuh dari hati kita, belajar dari pelomba  mereka membutuhkan  empat langkah:
1. memiliki target hidup (cita-cita) ayat 24
“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!”

2. menguasa diri ( jaga hati, pikiran untuk tidak iri hati, berjuang dengan jujur) ayat 25
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

3. melakukan target cita-cita bersama God. ayat 26
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

4. melatih diri. ayat 27
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

II.               Cerita (alternative)
Syalom adik-adik yang ganteng dan cantik. siapa yang sudah bagi rapot? ada yang rek nila bagus?
hebat ya, ank Tuhan Yesus memang harus begitu. Namun yang nilai nya tidak bagus, berarti kurang giat belajar dan perlu semangat sama God, supaya nilai nya meningkat bukan menurun, sama juga sampai kalian kualiah seperti cici, terus belajar supaya mendapat nilai terbaik.

Syaloom adik-adik pernah gak melihat lomba lari maraton? apa yang mereka lakukan? ya betul:  latihan, sepatu yang baik untuk lari, memiliki potensi untuk juara lomba, mempunyai tujuan garis finish.
nah, sama seperti kita kan memiliki cita-cita yang tinggi, ada yang mau  jadi dokter, suster, pilot, pedeta, bahkan ada juga yang mau jadi insinyur, apa lagi ? why not? Kenapa tidak? Kita dapat mencapainya bersama dengan Allah.

Pernah dong dengar cerita Daud, walaupun anak bontot( anak terakhir ) tapi memiliki tujuan hidupnya bukan hanya memiliki cita-cita yang tinggi saja seperti kalian, namun juga punya kerinduan dekat dengan Allah, kalo adik-adik mau gak mendekat dengan Allah  seperti Daud lakukan duluan?
Daud dari kecil, sudah rajin beribadah, gak perlu di ajak teman, gak perlu di gendong guru sekolah minggu. namun Daud tetap datang ke sekolah minggu seperti kalian. Dia bisa juga menguasai dirinya, tidak mudah marah, tidak mudah merajuk….pokoknya sip deh.

kembali dalam perlombaan tadi : kalau pingin jadi juara harus siap kesehatan/stamina, peralatan, latihan, diet, waktu latihan yang ketat….pokoknya harus kuasai diri. Seperti adik-adik, mau rek 1, siapa mau? nah tapi kalo gak pernah rek 1 gimana? jangan kecil hati, karena masih ada kelas berikut nya n kesempatan untuk rek 1 , perbaiki cara belajarnya dan waktu yang cukup untuk belajar dan tidur, control diri kita, jangan karena asik main-main, lupa belajar…..dst

Keterangan:

Cerita dapat disampaikan dalam berbagai versi disesuaikan dengan umur anak, dan bisa disungguhkan denga alat peraga yang sesuai, power point tentang pertandingan olah raga secara singkat. Tujuan kita adalah menyampaikan tujuan nats kepada anak-anak. Selamat melayani. 

Thursday, October 30, 2014




BAHAN SERMON LS, CLS,MAJELIS
GMI KASIH KARUNIA, JALAN HANG TUAH 2, MEDAN
JUMAAT 31 OKTOBER 2014

Nats Alkitab             : 1 Tesalonika 4:13-18
Thema                        :  “Penghiburan di dalam Tuhan”

I.               Pendahuluan
Melalui perikop ini, rasul Paulus memberikan suatu pengharapan. Kita yang berpisah dengan saudara kita masih akan dipertemukan kembali. Bahkan setelah pertemuan nanti maka tidak akan dipisahkan lagi. Paulus membangun pengharapan ini bukan tanpa alasan. Pengharapan itu ada karena Yesus yang telah mati itu bangkit kembali.
Jemaat Tesalonika sebagian besar adalah orang-orang Yunani yang memiliki pemahaman bahwa arwah orang meninggal hidup menjadi bayangan (batak:begu). Dengan demikian, apabila seorang saudara meninggal tidak ada lagi pengharapan. Kematian adalah akhir segalanya.
II.               Penjelasan dan Aplikasi
Ketika hadir di Tesalonika, Paulus sudah mengajarkan tentang “parousia”. Parousia adalah hari kedatangan Tuhan. Dan hari itu akan segera berlangsung dalam waktu singkat. Sepeninggal Paulus dari Tesalonika, ajaran ini rupa-rupanya menjadi menarik bagi jemaat dan menjadi pembahasan yang menarik bagi mereka oleh karena berbagai pergumulan yang mereka hadapi ; (a) timbulnya penderitaan karena penganiayaan, (b) sudah ada warga jemaat yang meninggal. 
Karena itu, Paulus merasa penting memberikan penjelasan tentang kematian itu. Bagi Paulus, kematian bagi saudara-saudara yang telah mendahului itu hanyalah sedang tertidur, beristirahat sambil menantikan kedatangan Tuhan kembali. Pada saat kedatangan Tuhan kembali maka mereka akan bangkit. Paulus memberikan kronologis parousia itu (ay. 16-17) : (a) ada tanda, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, (b) Tuhan sendiri akan turun dari sorga, (c) mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit, (d) orang-orang yang masih hidup akan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah bangkit dari mati. Selanjutnya, Paulus menggambarkan suasana parousia itu bagaikan arak-arakan manusia menuju angkasa untuk bertemu dengan Tuhan. Demikianlah Tuhan membangkitkan dan mempertemukan kembali semua orang percaya.
Namun, menunggu sampai tibanya parousia itu, Paulus sebagai hamba Tuhan memberikan nasehat di dalam perjalanan hidup ini, agar setiap orang saling menghibur seorang dengan yang lain. Penghiburan yang sejati adalah penghiburan yang memberikan pengharapan.
Allah mau mempertemukan kita dengan saaudara-saudara yang telah mendahului kita tetapi bukan dengan cara kita. Allah mau mempertemukan kita dengan orang-orang yang kita kasihi itu tetapi bukan saat ini. Allah mau mempertemukan kita dengan saudara-saudara kita itu dengan cara dan waktu yang Allah tentukan sendiri.
Karena itu, kita tidak perlu memikirkan mereka yang sedang istirahat itu sebab itu adalah pekerjaan Allah. Tetapi satu hal yang tidak dapat kita lupakan adalah pengharapan. Pengharapan untuk bertemu kembali. Pertemuan yang akan terjadi bukan hanya dengan roh mereka saja, tetapi berjumpa dengan tubuh yang kekal sehingga kita tidak akan pernah lagi berpisah.
Kita perlu kembali merenungkan sikap (berbagai suku) dalam upacara pemujaan terhadap roh orang yang telah mendahului kita. Di dalam budaya Batak ada dikenal ‘mangongkal holi’ (menggali tulang-belulang). Mungkin saja  upacara itu dilakukan sebagai upaya memanggil dengan mengharapkan datangnya roh orang yang telah meninggal ? Atau apakah upacara tersebut merupakan pesta biasa sebagai cara mempertemukan keluarga besar kita ? Kalau motivasi pertama mendorong kita, maka akan siasialah semua upaya itu. Kalau motivasi kedua yang mendorong, baiklah dilakukan dengan penuh kasih dan persaudaraan.
Selama hidup ini, kita perlu mengasihi orang tua, suami atau isteri, anak dan teman-teman. Kasih mengasihi ini perlu dipelihara sebelum Tuhan memanggil. Di dalam dunia inilah kesempatan untuk mengasihi dan menghibur orang-orang yang kita cintai. Kasih kita tidak akan berguna apabila itu kita berikan kepada saudara kita yang telah dipanggil Allah. Ia tidak mengharapkan kasih dari kita sebab ia sudah mendapatkan kasih yang lebih besar dari Allah.
Tetapi dengan iman, kita boleh berpengharapan. Sebagai bukti adanya pengharapan itu, kita dapat mewujudkannya di dalam saling mengasihi. Kasih…inilah yang harus kita lakukan bagi setiap saudara kita dimasa hidupnya. Kita manusia yang mempunyai keterbatasan hanya dapat mengasihi saudara kita yang masih hidup. Kita tidak mampu mengasihi saudara kita yang telah Allah panggil.

Kasih dan persaudaraan perlu diciptakan ; dalam keluarga, tetangga, kerabat kerja, dan terutama di dalam persekutuan kita. Saling menghibur dan menguatkan senantiasa harus tetap dipelihara sambil menanti-nantikan kedatangan Tuhan kita, sehingga saat kedatangan Tuhan, kita semua dapat bersama-sama menyongsongNya. Inilah pengharapan yang kita nanti-nantikan. Kita tidak perlu lelah memanggil-manggil roh nenek moyang kita (karo=perumah begu; toba= memanggil sumangot). Allah sendiri akan membangkitkan leluhur kita, bukan hanya roh tetapi juga tubuhnya. 


Khotbah Pada Keb. P2MI GMI KK
Cara Menghadapi Masa Yang Sukar
Habakuk 3:2-19

Masa yang sukar adalah masa yang tidak disukai oleh siapapun di bawah kolong langit ini. Termasuk orang Kristen pun sering tidak menginginkan masa sukar itu terjadi pada dirinya. Mengapa masa sukar itu tidak disukai? Tentu ada banyak jawaban yang bisa kita kemukakan. Misalnya, karena masa yang sukar itu membuat banyak orang mengalami tekanan psikologis yang hebat. Karena masa yang sukar itu membuat banyak orang kehilangan semangat dan motivasi dalam hidupnya. Dan tentu masih banyak lagi jawaban yang lain. Lalu apa bentuk dari masa yang sukar itu? Wujud atau bentuk dari masa sukar itu antara lain, sakit yang berkepanjangan, krisis ekonomi global yang tidak tahu kapan harus berakhir, bencana alam yang terus meningkat sehingga menimbulkan kerusakan yang parah dan korban jiwa yang banyak, peperangan yang telah memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan, dan lain sebagainya. Dalam Habakuk 3:17-19, ditegaskan demikian: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku". Habakuk hidup pada jaman di mana bangsa Israel mengalami penindasan oleh musuh-musuhnya. Dalam keadaan semacam itu, tentu hidup tidak bebas. Juga tidaklah gampang mempertahankan hidup di dalam iman. Masa-masa yang sukar di mana musuh selalu menindas, menyebabkan sendi-sendi kehidupannya terpengaruh. Ladang yang biasanya menjadi tempat yang mendatangkan penghasilan dan merupakan tempat tumpuan bagi penghidupannya tidak lagi membuahkan hasil. Ternak yang menjadi harta kekayaannya terhalau dari kurungannya. Tidak ada lagi simpanan baginya. Sedangkan dia mempunyai kebutuhan yang harus terus dipenuhi. Bukankah hal-hal ini juga yang sedang melanda kehidupan kita hari-hari ini? Bagaimana supaya daya tahan dan motivasi hidup kita tetap terjaga? Bagaimana supaya dalam masa yang sukar, kita tidak kehilangan motivasi? Berikut beberapa cara yang bisa membantu kita: 1. Berdoa kepada TUHAN Allah Habakuk 3:1-2: "Doa nabi Habakuk. Menurut nada ratapan. TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!" Berdoa kepada TUHAN Allah merupakan cara pertama, terutama dan terpenting yang harus kita lakukan ketika kita ada dalam masa yang sukar. Di dalam doa kita minta kepada TUHAN Allah agar Dia datang dan campur tangan menolong kita. Doa bukanlah cara alternatif yang harus kita ambil karena sudah tidak ada pilihan lain lagi. Doa harus menjadi cara hidup kita sebagai umat TUHAN Allah. Doa harus menjadi jembatan bagi kita untuk melangkah memasuki hadirat TUHAN Allah. Doa harus menjadi cara kita untuk mendapatkan motivasi hidup dari Sang Pemilik Hidup. Sehingga di dalam masa yang sukar kita tidak menjadi lemah dan kehilangan gairah serta motivasi dalam hidup ini. 2. Fokus kepada TUHAN Allah dan bukan pada masalah Habakuk 3:17-18: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan,

Medan 29 Oktober 2014



Khotbah Pada Pembukaan Retreat Keluarga
GMI Kasih Karunia, Jln Hang Tuah 2 Medan
Kampung Ladang 25 Oktober 2014

Mezbah Keluarga
Yesaya 56:1-8
By: Pdt. T.M. Karo-karo, STh, MA

Ay. 7, “mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”
Suatu kenyataan bahwa membangun sebuah keluarga bukanlah perkara yang mudah.  Keluarga seperti sebuah perahu kecil ditengah samudra yang diombang-ambingkan oleh angin dan gelombang. Banyak orang yang tidak mampu mempertahankan biduk keluarganya dan akhirnya karam ditengah samudra kehidupan.
Kalau kita mengingat akan awal dari terbentuknya sebuah keluarga, yaitu bahwa keluarga adalah sebuah komunitas/lembaga yang dibentuk oleh Allah sendiri untuk mewujudkan kehendakNya. Kita ingat bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dan mempersatukan mereka dalam pernikahan (menjadi satu daging), dan memerintahkan mereka untuk memenuhi bumi, untuk mengusahakan bumi dan memeliharanya.  Dalam melaksanakan kehendakNya itu Allah mengawalinya dari sebuah keluarga, oleh sebab itu keluarga adalah tonggak-tonggak utama dalam mewujudkan kehendak Allah demi terwujudnya damai sejahtera di bumi ini. Maka keberlangsungan kehidupan keluarga yang kokoh, kuat tahan terhadap gelombang sangat penting dan sangat diperlukan. Dalam Kejadian 1:26-27:
Kej.1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.Kej.2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Tetapi apa yang terjadi, bahwa keluarga-keluarga itu telah kehilangan kendali dan keluar dari jalurnya; keluarga-keluarga itu telah kehilangan identitasnya sebagai tonggak utama mandataris Allah dalam mengelola bumi ini. Dan kalau hal ini dibiarkan maka berakhirlah kehidupan manusia.
Bukti: Keluarga terbentuk bukan dalam rangka melaksanakan kehendak Allah, tetapi karena akibat dosa/nafsu (misal: karena kehamilan diluar nikah); Keluarga tidak dijalani sebagaimana Allah kehendaki, yaitu dengan dasar kasih dan sebagai mandataris Allah dalam mendatangkan damai sejahtera, tetapi dijalani dengan dasar keserakahan, keuntungan diri, kekerasan/kebebasan yang tak terkendali dan dengan tujuan untuk mencari kesenangan, kepuasan dan kekayaan.
Tetapi Allah tidak membiarkan itu terjadi, Allah telah memulihkan itu semua di dalam Tuhan Yesus Kristus, sehingga Ia telah memanggil keluarga-keluarga baru di dalam persekutuan yang baru pula, yaitu di dalam terang kasihNya. Dan Tuhan menghendaki supaya keluarga-keluarga itu terus memiliki persekutuan yang indah diantara anggota keluarga itu maupun persekutuan dengan Tuhan.
Bagaimana supaya persekutuan yang indah itu terus terjalin ? maka diperlukan yang namanya mezbah keluarga.
Tema Retreat kita “mezbah Tuhan dalam keluarga”  sangat relevan sekali,  karena ternyata sebagian besar dari keluarga-keluarga kita masih belum menerapkan mezbah keluarga ini di dalam keluarganya. Banyak orang yang menganggap bahwa mezbah keluarga tidak penting. Mezbah adalah tempat korban dipersembahkan.
Pentingnya Mezbah Keluarga:
1.      Mezbah keluarga adalah kegiatan penyembahan kepada Allah yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga.
2.      Tujuan mezbah keluarga adalah untuk menempatkan Kristus sebagai yang utama di dalam keluarga; membawa masuk keluarga kita dalam kerajaan Allah (kehidupan yang dipimpin oleh Allah)
3.      Melalui mezbah keluarga ini keluarga dibangun didalam persekutuan yang intim antara anggotanya:
·        Ada komunikasi di antara anggota keluarga
·        Ada keterbukaan di antara anggota keluarga
·        Ada kedekatan dan kehangatan di antara anggota keluarga
·        Ada pemecahan persoalan bersama
·        Ada kasih yang tercurah
4.      Melalui mezbah keluarga ini keluarga dibangun didalam persekutuan yang intim antara keluarga itu dengan Allah:
·        Ada komunikasi dengan Tuhan di dalam doa
·        Ada keterbukaan dengan Tuhan
·        Ada penyerahan diri
·        Ada tuntunan Tuhan melalui firmanNya
·        Ada jawaban atas pergumulan keluarga melalui firmanNya dan solusi bersama
·        Ada berkat yang luar biasa
5.      Melalui mezbah keluarga ini keluarga diingatkan bahwa Kristus adalah sebagai yang utama di dalam keluarga.
6.      Melalui mezbah keluarga ini keluarga diingatkan bahwa Kristus hadir dan tinggal di dalam keluarga itu.
Bagaimana kita memulai?
·        Milikilah keberanian untuk memulai
·        Langkah yang pertama kali menentukan langkah-langkah selanjutnya
·        Miliki komitmen bersama diantara anggota keluarga.



Friday, October 17, 2014

RINGKASAN KHOTBAH MINGGU  19 OKTOBER 2014
GMI KASIH KARUNIA, JALAN HANG TUAH 2 MEDAN
Nats Alkitab    : Matius 22:15-22
Thema             : Hidup sebagai Warga Negara dan Warga Kerajaan Allah yang bertanggung Jawab
I.      Pendahuluan
Dalam Mat 21:28-22:14, Yesus menyerang / menegur para tokoh Yahudi dengan menggunakan 3 buah perumpamaan bertu­rut-turut. Teguran itu bukannya membuat mereka bertobat, tetapi sebaliknya membuat mereka menjadi marah / benci kepada Yesus (21:45-46). Dan sekarang mereka berusaha menyerang balik!
·         Menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan’ (ay 15 bdk. Luk 20:20).
·         Sekali ini Orang Farisi bergabung dengan orang Herodian (ay 16a).
Sekalipun tak diketahui dengan pasti siapa orang Herodian itu, tetapi dari namanya bisa diperkirakan bahwa mereka adalah orang-orang dari partainya Herodes, atau orang- orang yang pro Herodes.
·         Sebetulnya, orang Farisi bertentangan / bermusuhan dengan orang Herodian karena:
orang Herodian terjun dalam politik; orang Farisi terjun dalam agama Yahudi.
orang Herodian bekerja sama dengan Roma; orang Farisi tidak mau bekerja sama dengan Roma.
orang Herodian menyetujui pajak (karena pajak ini penting untuk Herodes!); orang Farisi menentang pajak.
Tetapi sekarang, dalam menghadapi Yesus, mereka bersatu (bdk. Mark 3:6).
Fakta bahwa mereka bisa ‘baik’ satu sama lain, padahal mereka sebetulnya bermusuhan, sudah menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang jahat dan munafik! Hati-hatilah terhadap orang-orang seperti itu!  Mereka mengatakan / memuji bahwa Yesus ‘tidak takut pada siapapun’. Tetapi sebetulnya, tujuan mereka adalah: supaya Yesus berani mengucapkan sesuatu yang menentang pajak / pemerintah Roma.
II.         Pejelasan Nats dan Aplikasi
Ay 17: Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
Ini adalah pertanyaan yang menempatkan Yesus dalam posisi yang serba salah. Kalau Yesus menjawab ‘tidak boleh’, maka orang Herodian pasti akan marah dan akan melaporkan kepada tentara Roma, dan Yesus pasti akan ditangkap. Sebaliknya, kalau Yesus menjawab ‘boleh’, maka semua orang Yahudi pasti akan menganggap Yesus sebagai seorang pengkhianat yang pro Roma.Orang Yahudi menentang pajak itu karena alasan agama. Mereka menganggap pajak itu sebagai penghinaan kepada Allah, karena Allah adalah satu-satunya raja yang berhak menerima pajak.
Jawaban Yesus:
Ay 18: Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?

Ini menunjukkan kemahatahuan Yesus (yang juga menunjukkan keilahian Yesus), dan sekaligus merupakan teguran terhadap  tindakan mereka mencobai Yesus dan  sikap munafik mereka.
Ay 19-21a:
Pada jaman itu, setiap ada raja baru naik tahta, maka ia langsung membuat uang logam sendiri dengan gambar dan tulisannya pada uang logam itu.
Karena itu, pada mata uang 1 dinar yang ditunjukkan kepada Yesus itu, pasti terdapat gambar dan tulisan dari kaisar Roma yang saat itu sedang berkuasa. Tindakan ini berarti:
·         Sekalipun Yesus tak secara terang-terangan menjawab ‘boleh’, tetapi jelas bahwa Ia bukan hanya mengijinkan tetapi bahkan mengharuskan setiap orang untuk membayar pajak (bdk. Roma 13:6-7).
·         Ayat ini menunjukkan bahwa orang kristen mempunyai kewajiban ganda yaitu:
 kewajiban duniawi - kepada negara (bdk. Roma 13:2).
 kewajiban rohani - kepada Tuhan / gereja.
Kewajiban rohani tidak menghapuskan kewajiban duniawi dan sebaliknya!
Dengan kata lain, orang kristen (di Indonesia) harus menjadi:
Warga Negara Indonesia yang baik. Misalnya dengan mentaati hukum, membayar pajak, menjaga kebersihan, dan juga mentaati peraturan lalu lintas!
Sudahkah saudara menjadi WNI yang baik?
WNS (warga negara surga) yang baik.
·         Ayat ini juga menunjukkan adanya pembatasan di antara kedua kewajiban itu. Kita tidak boleh memberikan kepada kaisar apa yang menjadi hak dari Allah. Kalau kaisar menuntut sesuatu yang menjadi hak Allah (misalnya pe­nyembahan), maka berlaku Kis 5:29!
Apa yang saudara lakukan kalau RT/RW mengadakan rapat / kerja bakti pada hari minggu yang menyebabkan saudara tak bisa berbakti kepada Tuhan?
Dan sebaliknya, kita juga tidak boleh memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak kaisar (misalnya: memberikan pajak kepada Tuhan / gereja).
·         Kata ‘kaisar’ bisa diterapkan dalam hal-hal lain seperti:
 atasan / boss / majikan.guru / dosen/ orang tua/ suami dsb.
Jadi, kalau saudara adalah pegawai, maka saudara punya tanggung jawab kepada boss saudara, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau saudara adalah seorang murid / mahasis­wa, maka saudara punya tanggung jawab kepada guru / dosen, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau saudara adalah seorang anak / istri, maka saudara punya tanggung jawab kepada orang tua / suami, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan.
Jangan menekankan hanya salah satu saja dari 2 tanggung jawab ini. Dan juga jangan memberikan kepada yang satu, apa yang menjadi hak dari yang lain!
·         Mereka menjadi heran, karena tadinya mereka sudah begitu yakin bahwa Yesus pasti akan terjerat, tetapi ternyata Yesus menjawab sedemikian rupa sehingga baik pihak Romawi maupun pihak Yahudi tidak mungkin bisa menyalahkanNya
Tetapi anehnya, sekalipun heran / kagum / takjub dsb, tetapi mereka tidak bertobat!
Ada banyak orang yang pada waktu mendengar Firman Tuhan merasa bahwa Firman Tuhan itu bagus / indah / hebat / benar dsb, tetapi mereka tetap tidak bertobat / melaksanakan Firman Tuhan itu dalam hidup mereka. Apakah saudara sering / kadang-kadang bersi­kap seperti itu? Kalau ya, bertobatlah!