Sunday, April 20, 2014



Ringkasan Khotbah Minggu Paskah
GMI Kasih Karunia 20 April 2014
Nats Alkitab: Yohanes 20:1-18
Thema: Thema : KebangkitanNya memulihkan kehidupan!
By: Rev. T.M. Karo-karo,STh,MA
Nats:
20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.
20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.
20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
20:6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
20:7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.
20:8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.
20:9 Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.
20:10 Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah.
20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.


Seseorang memeriksakan dirinya kepada dokter spesialis THT karena ia merasa bahwa dirinya tuli. Setelah melalui serangkain pemeriksaan, dokter ternyata tidak menemukan masalah apapun pada telinganya. Akhirnya dokter melakukan test sederhana dengan memukul-mukul meja, dan bertanya: "Apakah anda dapat mendengar bunyi ketukan ini?" "Ya saya mendengar", katanya. Dokter lalu berjalan keluar dan mengetuk-ngetuk pintu. Sekali lagi dokter bertanya: "Apakah bapak mendengarkan saya mengetuk pintu?" "Ya saya mendengarnya dengan jelas!" "Pak, telinga anda sebenarnya sehat. Anda hanya tidak pernah mau mendengarkan!" Demikian nasehat dokter.
Penyakit tuli yang dialami oleh orang tersebut ternyata tidak terjadi dalam fisiknya. Namun dalam hatinya. Di mana ia tidak pernah mau mendengarkan orang lain.
Hidup memang berhadapan dengan pelbagai masalah.
Tetapi dengan mata rohani kita bisa memandang kepada Allah yang telah menyelesaikan masalah terbesar di dalam hidup kita. Ia telah menyelamatkan kita oleh kasih-Nya, Ia juga peduli atas pelbagai permasalahan hidup kita.

Penjelasan:
Dalam pembacaan Alkitab tersebut di atas terdapat enam kata “melihat” yang dalam bahasa Yunaninya menggunakan tiga kata yang berbeda. Ketiga kata ini jelas memberi gambaran, bahwa melihat bukan hanya sesuatu yang bersifat kasat mata, tetapi juga bersifat spiritual.
Ada melihat yang tidak berdampak banyak, tetapi juga ada yang membawa perubahan yang bersifat kekal. Terkait dengan tema Paskah tahun ini, kita ditolong memahami bahwa walau kita hidup dalam rentang waktu yang sangat jauh dari saat penyaliban dan kebangkitan Kristus dari kematian, kita dapat melihat Tuhan yang bangkit dengan mata rohani  dan mengalami  dampak kekal yang ditimbulkannya.

Ketiga kata tersebut adalah:
•    Blepo
Kata ini digunakan Maria Magdalena saat ia tiba di kubur Yesus. Ia blepo bahwa batu penutup kubur telah diambil dari tempatnya. Istilah melihat yang digunakan memiliki arti “karena Maria dapat melihat – jadi ia tidak buta – maka ia tahu bahwa batu penutup kubur Yesus sudah tidak terletak lagi pada tempatnya”. Apa yang dilihatnya kemudian mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Ia berlari menjumpai Simon Petrus dan murid yang lain (dia adalah Yohanes) untuk memberitahukan apa yang telah terjadi.

Reaksi Maria Magdalena menarik untuk dicermati. Tentu ia pernah mendengar pernyataan Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga. Sebagai perempuan Yahudi, Maria pernah diajar mengenai kebangkitan, tetapi hal itu baru akan terjadi di akhir zaman. Itu sebabnya, walau dengan mata jasmaninya ia melihat kubur Yesus telah terbuka [dan nampaknya ia tahu bahwa mayat Yesus sudah tidak ada di sana], namun hal itu tidak membuatnya menjadi percaya. Melihat dengan kualitas blepo tidak memimpin orang pada pengakuan bahwa Yesus bangkit pada hari ke tiga, seperti difirmankan-Nya.

•    Theoreo
Pemberitahuan Maria Magdalena membuat Petrus dan Yohanes segera berlari ke kubur Yesus. Yohanes tiba lebih dulu. Ia menjenguk ke dalam dan ia melihat (theoreo) kain kafan terletak di tanah. Kain kafan digunakan untuk menutup mayat. Digunakannya istilah theoreo menunjukkan bahwa Yohanes tidak hanya melihat kain itu telah tidak pada tempatnya, tetapi mendorongnya untuk menganalisa, untuk berpikir dan merenung. Apa yang terjadi pada Yesus? Simon Petrus menyusul Yohanes. Ia tidak hanya menjenguk, tetapi masuk. Karena itu, selain ia melihat kain kafan terletak di tanah dan kain peluh dalam keadaan tergulung di letakkan di salah satu kubur. Melihat dalam kualitas theoreo membuat Petrus berpikir banyak. Tentu mereka dapat menyimpulkan bahwa mayat Yesus tidak mungkin dicuri, karena batu terbuka dengan lebar, kain kafan terletak di tanah dan kain peluh digulung (rapi). Tetapi hal inilah yang terjadi, walau ia dan Yohanes adalah murid yang telah berulang kali mendengar  pengajaran Yesus tentang kebangkitan-Nya, namun observasi, analisa, perenungan yang mereka lakukan tidak membuat mereka mampu menghubungkan hal itu dengan pengajaran Yesus dan menjadi percaya bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit pada hari yang ketiga.

•    Horao
Kata ini memiliki muatan yang lebih dalam, yaitu melihat secara spiritual. Yohanes telah melihat kain kafan terletak di tanah, tetapi ia hanya memikirkannya. Lalu apa yang kemudian membuatnya menjadi percaya? Ayat 9 memberitahukan sebelum ia menjadi percaya, ia tidak mengerti isi Kitab Suci. Perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti Kitab Suci yang dimaksud dalam hal ini bukanlah hasil sebuah proses berpikir yang tajam, sebuah analisa yang membuat seseorang mampu memutuskan untuk percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian. Tetapi ini adalah karya Roh Kudus. Dialah yang membuat seorang yang pada mulanya tidak percaya menjadi percaya. Dalam doktrin keselamatan, istilah yang digunakan adalah mengalami kelahiran baru.  Dengan demikian, mengakui kebangkitan Yesus adalah anugerah. Mampu melihat dengan mata rohani kebangkitan Kristus adalah anugerah.

Biografi Marthin Luther mencatat bagaimana ia sangat ketakutan menghadapi neraka. Ia membaca Alkitab dan mencoba menemukan bagaimana caranya supaya ia bisa selamat. Pengetahuan yang banyak tidak membawa Marthin Luther menjadi seorang percaya. Tetapi pada suatu hari ia melompat dari kursi dimana ia duduk dan berkata bahwa sekarang ia tahu, ia selamat oleh iman kepada Yesus Kristus.

Allah menganugerahkan iman, sehingga seseorang bisa menjadi percaya akan kebangkitan Kristus. Hal yang sama terjadi pada Maria Magdalena. Semula ia menangisi jasad Yesus yang hilang, ia mengira Yesus adalah penungu taman. Tetapi sapaan Kristus membuatnya mempercayai bahwa ia telah melihat Tuhan.

Memahami arti kata horao membuat kita bersyukur, bahwa oleh anugerah Allah kita datang beribadah pada Paskah ini untuk menyatakan kepercayaan kita bahwa Dia adalah Tuhan yang bangkit.

Kedua perikop yang kita renungkan tidak hanya memberikan pemahaman bahwa oleh anugerah Allah kita menjadi percaya kepada Yesus yang bangkit, tetapi juga memberitahukan tanggung jawab orang percaya. Melalui ketaatan Maria Magdalena akan perintah Yesus dan melalui pengajaran lain dalam Alkitab, misalnya yang tertulis dalam 1 Yohanes 2:3 kita diberitahu tanda yang menyertai orang percaya adalah jika ia melakukan perintah-perintah Allah.
Demikian pula halnya yang terjadi pada Maria Magdalena dan para murid Tuhan lainnya, ketika pertama kali mendengar dan menyaksikan Tuhan yang bangkit. Alkitab menyaksikan walaupun mereka melihat, tetapi mereka tidak mengenaliNya. Contoh Kleopas dan murid lainnya ketika dalam perjalanan sambil bercakap-cakap bersama Yesus ke Emaus. Firman Tuhan berkata: "….ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia" (Luk 24:16). Hal ini juga yang terjadi dengan Maria Magdalena: "Sesudah berkata demikian ia (Maria) menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu bahwa itu adalah Yesus." (Yoh 20:14). Demikian pula dengan murid-murid yang lain, ketika mendengar Tuhan yang bangkit, mereka menganggap semua itu adalah berita omong kosong (Luk 24:11). Sebenarnya mereka bukanlah orang yang mengidap penyakit mata, telinga atau hilang ingatan! Mata, telinga dan pikiran mereka dalam fisiknya tetap normal dan sehat. Tetapi yang mengganggu mata, telinga dan pikiran mereka adalah ketidakpercayaan! Sehingga mata mereka terhalang dengan kesedihan dan duka yang mendalam karena kematian Yesus. Tatapan mereka hanya tertuju kepada kematian bukan kebangkitan dan kubur yang kosong. Hati dan ingatan mereka terbelenggu dengan kekecewaan, ketakutan dan putus asa. Semua belenggu inilah yang sebenarnya menghalangi mata kita untuk dapat melihat Tuhan yang bangkit dan menang!.
Syukur bahwa akhirnya Tuhan memahami kelemahan iman para murid. Sehingga Dia mau menyatakan diriNya kepada Maria, Tomas, Kleopas, dan murid-murid lainnya bahkan lebih dari 500 orang! (1 Kor 15:6). Alkitab menyaksikan bahwa, selama 40 hari Tuhan Yesus menyatakan diriNya berulang-ulang untuk membuktikan DIA TUHAN YANG HIDUP! (Kis 1:3). Juga kepada kita semua, Tuhan Yesus berkata : "….karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya." (Yoh 20:29).
1.      Dengan demikian yang terpenting di sini adalah; sebagai orang percaya, kita harus memiliki iman kepada Kristus bangkit! Karena hanya dalam iman kebangkitan itulah kita dapat sujud menyembah kepada Kristus seperti Tomas: "Engkaulah Tuhan dan Allahku.."(Yoh 20:28).
2.      Hanya dalam iman kebangkitan itulah kita dapat memiliki keberanian untuk menjadi saksi Kristus (Kis 4:5-13).
3.      Hanya dalam iman kebangkitan, kita baru dapat mengarungi hidup dengan penuh sukacita, sebab pintu sorga terbuka dan mahkota tersedia bagi kita (1 Pet 1:3-12). Hanya dalam iman kebangkitan itulah, kita dapat bersaksi seperti Maria "Aku telah melihat Tuhan!" (Yoh 20:18). Ya dan Amin!,..bahkan Dia hadir….. menjadi Tuhan dan Penolongku di sepanjang jalan hidupku…Haleluya! (Maz 23). Selamat Paskah. -


Thursday, April 17, 2014



BAHAN SERMON MAJELIS, LAY SPEAKER, CLS GMI KASIH KARUNIA
Jumaat 11 April 2014
Nats: Yohanes 12:20-36
“Salib Meninggikan Yesus Dan Menarik Semua Orang KepadaNya”

Pendahuluan.
Orang banyak yang mengelu-elukan Yesus ketika Dia memasuki Yerusalem sambil  berharap bahwa Yesus akan menjadi Raja, pemimpin mereka. Hal itu terjadi menjelang perayaan Paskah, yaitu perayaan memperingati pembebasan bangsa  Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Namun pada sisi lain, orang-orang Farisi justru sedang gusar, karena semakin bertambah hari pengikut mereka semakin berkurang karena beralih kepada Yesus, seperti yang mereka nyatakan pada pasal 12:19,“Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikut Dia.”
Orang banyak yang mengikut Yesus, demikian juga dengan orang-orang yang tidak senang akan kehadiranNya, pada dasarnya mereka sama-sama belum memahami apa misi Yesus yang sesungguhnya. KedatanganNya bukanlah sebagai raja untuk golongan tertentu, seperti pemahaman orang banyak. Bukan untuk menggulingkan pemerintahan Romawi, bukan pula pesaing bagi ahli Taurat, imam kepala, Farisi maupun Saduki. Dia datang untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan akibat dosa, dan misi penyelamatan itu Dia kerjakan melalui jalan salib. Hal itulah yang Yesus sampaikan dalam perikop ini: “bahwa Dia akan disalibkan, dan dengan jalan itu Ia akan menarik semua orang datang kepadaNya”.
Beberapa Catatan dan penjelasan:
1.     Pelayanan Yesus tidak hanya berpengaruh bagi bangsaNya (Israel), tapi juga bagi orang-orang Yunani.[1] Orang-orang Yunani itu berada dalam iring-iringan orang yang akan merayakan Paskah di Yerusalem, namun mereka punya tujuan khusus, yaitu: ingin bertemu dengan Yesus, dan keinginan itu disampaikan melalui Filipus, diteruskan kepada Andreas. Yohanes tidak mencatat apakah orang-orang Yunani itu akhirnya mereka bawa menemui Yesus. Tapi dalam uraian selanjutnya ada kesan bahwa mereka bersama-sama.
2.     Yohanes juga tidak mencatat apa maksud orang-orang Yunani itu ingin bertemu Yesus, tapi dari penjelasan Yesus, ada kesan bahwa mereka salah dalam memahami arti kehadiran Yesus di Yerusalem saat itu. Untuk menjelaskan apa yang akan terjadi atas diriNya, Ia memakai gambaran tentang biji gandum. Sebuah prinsip alam bahwa kematian (pengorbanan) mutlak perlu bagi kehidupan selanjutnya. Satu biji gandum yang ditanam akan menghasilkan banyak bulir gandum, begitu pula Yesus, bahwa kematianNya di kayu salib akan menyelamatkan/menghasilkan/membawa banyak orang kepada kehidupan.
3.     “Mencintai nyawanya” dan “tidak mencintai nyawanya” adalah istilah-istilah relatif oleh umat manusia yang harus memberikan tanggapan pribadinya terhadap Yesus. Mengikut Yesus berarti melayani Dia, bukan melayani diri sendiri. Allah Bapa hanya memuliakan mereka yang memuliakan Anak-Nya, yaitu Yesus.
4.     Salib adalah jalan yang harus dilalui oleh Yesus untuk mewujudkan misi penyelamatan itu. Yesuspun terharu ketika menyadari saat kematianNya yang makin dekat. Dalam ucapanNya ada tersirat kegundahan hati, Ia tahu secara mendalam bahwa saat istimewa ini adalah pengalaman pahit dari seluruh karya penebusanNya. Namun kegundahan itu dengan tegas ia tolak, sebab justru untuk menjalani kematian itulah maka Ia datang. Sikap Yesus itu disambut dengan suara dari surga, “Aku telah memuliakanNya, dan Aku akan memuliakanNya lagi.” (ay. 28). Suara itu menyatakan pembenaran ilahi atas pilihan Yesus.
5.     Ada tiga reaksi terhadap suara sorgawi itu: ada yang mendengar bunyi Guntur, yang menunjukkan bahwa telinga mereka tidak terbuka untuk menerima pernyataan. Yang lain mendengar semacam corak komunikasi, tapi memikirkan tidak lebih daripada malaikat. Hanya Yesus yang mengenal suara itu selaku “pernyataan sorgawi” untuk mereka yang berada disitu.
6.     Peristiwa penyaliban itu adalah peristiwa penghakiman atas dunia ini. Dengan penyaliban Yesus, akan nyata siapa yang berada satu barisan denganNya, yaitu mereka yang mau menerima keselamatan dan siapa yang menolak Dia. Penyaliban Yesus akan menarik orang datang kepadaNya. Perkataan “menarik” dalam pasal 6:44, berbicara tentang penarikan manusia oleh Bapa kepada Kristus. Dalam nas ini, Kristus yang disalibkan akan bertindak sebagai magnit yang pengaruhnya tidak dapat dielakkan oleh siapapun.
Penyaliban Yesus bukan merupakan perendahan diriNya melainkan justru semakin meninggikan Dia bahkan akan menarik semua orang untuk datang kepadaNya. Hanya dengan jalan kematianNya, maka orang-orang akan menyadari siapa Dia sesungguhnya. Orang-orang akan sadar atas keberdosaannya lalu dengan sadar pula mau mengikuti Yesus, Sang Penebus.
Karya penebusan dihubungkan dengan seluruh dunia dan tidaklah lagi terbatas pada kalangan tertentu atau bagi bangsa terpilih saja. Dalam perikop ini kita menemukan kata-kata: “Aku akan menarik semua kepadaku” (ayat 32) sebagai konsekuensi dari “apabila aku ditinggikan dari bumi”, yang terang-terangan berarti apabila aku mati di atas kayu salib (ayat 33 dan ayat 34). 
Jadi Paskah yang ingin kita rayakan membenarkan kita sebagai anggota dari suatu persekutuan yang terdiri dari orang yang “ditarik” dari seluruh dunia dan itulah sebabnya Yesus datang ke dunia ini.




[1] Kemungkinan besar mereka adalah orang-orang Yunani yang sudah di-Yahudikan dengan upacara tertentu, karena tanpa itu mereka tidak diperkenankan ikut dalam iring-iringan dalam perayaan paskah tersebut. 

Sunday, April 13, 2014




KEGIATAN-KEGIATAN DI GMI KASIH KARUNIA
DALAM RANGKA PASKAH 2014

1.  Senin 14 April 2014, pkl. 16.00 s/d selesai : Acara Kebaktian Passion Lansia di Gereja
Pengkhotbah : Pdt. E.S. Silaban
2.  Selasa 15 April 2014, Malam Passion 1  masing-masing di 12 Sektor
Pengkhotbah : Sesuai dengan Appoiment
3.  Rabu 16 April 2014, Malam Passion 2 masing-masing di ke-12 sektor
Pengkhotbah : Sesuai dengan Appoiment
4.  Kamis 17 April 2014, Malam Passion 3 di Gereja
Pemutaran Film Son of God
5.  Jumaat 18 April 2014, pkl. 09.00 s/d selesai Ibadah Jumaat Agung: Perjamuan Kudus
Pengkhotbah: Pdt. Dinson Saragih, M.Si
6.  Sabtu 19 April 2014, mulai pkl. 6.30  di gereja acara: gerak jalan, pemeroksaan kesehatan, cerdas cermat, lomba trio, lomba masak nasi goring, dll.
7.  Minggu 20 April 2014, pkl. 09.00 s/d selesai  :Acara Ibadah Paskah/Kebangkitan, Perjamuan Kasih
Pengkhotbah: Pdt. T.M. Karo-karo, STh,MA





Saturday, April 12, 2014





Ringkasan Khotbah Minggu Palmarum
Minggu 13  April 2014
Nats Alkitab : Matius 21:1-11
By: Pdt. T.M. Karo-karo,STh,MA

Nats Alkitab:
21:1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
21:2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.
21:3 Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."
21:4 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:
21:5 "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
21:6 Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.
21:7 Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya.
21:8 Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.
21:9 Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
21:10 Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?"
21:11 Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."

Pendahuluan
Sebagai orang yang percaya kepada Yesus,kita memang harus belajar meneladani Kristus,baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.Karakter Yesus perlu kita teladani,ketika banyak orang yang mencai maki dan berusaha menyalibkanNya,sedikitpun Dia tidak membalasnya,Yesus tidak membiarkan caci maki,ancaman dan perbuatan jahat orang banyak masuk dan menguasai hatiNya,namun sebaliknya Ia mengasihi,mengampuni bahkan menyelamatkan manusia dari segala dosa-dosanya.
Pelayanan Yesus sepanjang hidupnya menunjukkan bahwa walaupun Ia adalah Anak Allah yang memiliki wewenang Ilahi,tapi Ia mampu tampil secara sederhana,kehadiranNa didunia ini membawa perubahan sehingga keberadaanNya membawa damai sejahtera.Kepatuhan dan kesetiaan Yesus kepada Bapa yang mengutus Dia itu juga yang ingin kita lakukan,sebab kita juga adalah hamba Allah,kita adalah buah pelayanan Yesus.Menjadi hamba Allah berarti bersedia memberi diri secara total (taat) diperbaharui oleh Allah dan bersedia menghadapi tantangan.Kita dipanggil untuk menyaksikan karya Kristus itu kepada semua orang.
1. Dalam ay 6 terlihat bahwa murid-murid taat pada perintah Yesus itu, padahal ada resiko mereka akan dituduh sebagai pencuri!
Maukah saudara taat kepada Tuhan sekalipun ada resiko? Misalnya:
  kalau kejujuran bisa menyebabkan saudara rugi, maukah saudara tetap jujur?
   sekalipun ada resiko saudara bakal tidak punya uang cukup untuk kehidupan saudara, maukah saudara tetap memberikan persem­bahan perpuluhan?
   meskipun ada resiko kehujanan, maukah saudara tetap pergi ke Kebaktian / Pemahaman Alkitab?
   meskipun pekabaran Injil bisa menyebabkan saudara dibenci, dihina dan bahkan berurusan dengan polisi, maukah saudara tetap memberitakan Injil?
   kalau di dalam membela / menegakkan kebenaran, saudara bisa dipecat dari pekerjaan saudara, maukah saudara tetap melakukan­nya?
2. Apa yang dilakukan oleh orang-orang ini dalam ay 8, meru­pakan penghormatan bagi seorang raja.
Orang banyak ini menyambut / menghormati Yesus sebagai raja. Tetapi sebentar lagi  mereka juga yang berteriak: “Salibkan Dia!” (Mark 15:13-14).
Dari sini kita seharusnya belajar untuk tidak terlalu cepat senang / percaya melihat adanya orang-orang yang ‘bertobat dan menjadi orang kristen’! Sikap terlalu cepat percaya pada kekristenan seseorang menyebabkan kita tidak lagi memberitakan Injil kepadanya, padahal mungkin ia sebetulnya masih membutuhkan Injil, karena ia belum sung­guh-sungguh bertobat.
3. Dalam ay 9 ada kata ‘Hosanna’. Ini sebetulnya  berasal dari kata Ibrani HOSIANA yang berarti ‘save now’ (= sela­matkanlah sekarang).
Kata-kata dalam ay 9 itu diambil dari Maz 118:25-26. Maz 118:25 oleh NIV  diterjemahkan sebagai berikut: “O LORD, save us” (= Ya TUHAN, selamatkanlah kami).
Jadi dari artinya, terlihat bahwa kata ‘Hosanna’ ini sebe­tulnya merupakan suatu istilah dalam doa / permohonan. Tetapi akhirnya, kata ini menjadi suatu istilah yang menyatakan sukacita dan pujian kepada Tuhan, dan  karena itulah maka pada saat itu lalu diucapkan kepada Yesus.
4.  Hal-hal yang penting dalam cerita ini:
a)   Apa yang Yesus lakukan di sini merupakan proklamasi besar-besaran bahwa Ia adalah Mesias / Raja (ay 4-5  bdk. Zakh 9:9 yang merupakan nubuat tentang Mesias / Raja).
Yesus berulangkali melarang murid-muridNya memberitakan bahwa Ia adalah  Mesias, karena saat itu belum waktunya. Tetapi sekarang, pada saat waktunya sudah tiba, Ia sendiri memberitakan hal itu secara besar-besaran. Dikatakan ‘secara besar-besaran’ karena Ia melakukan hal itu di Yerusalem, dan Ia melakukannya menjelang Paskah (Ini Paskah Perjanjian Lama, yaitu peringatan keluarnya Israel dari Mesir) dimana semua orang Yahudi pergi ke Yerusalem.
b)   Tindakan Yesus ini menyebabkan rakyat menyambut dengan antusias. Ini menyebabkan tokoh-tokoh Yahudi makin marah dan membenci Yesus dan merencanakan untuk membunuh Yesus. Hal ini pasti disadari oleh Yesus, tetapi Ia melakukannya dengan sengaja, supaya Rencana Allah ten­tang kematianNya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita bisa terlaksana. Jadi, sebetulnya bagian ini penting sekali, karena tanpa adanya hal ini, Rencana Allah tentang penebusan dosa manusia tidak akan terlaksana.
c)   Tindakan Yesus ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan kesalahan konsep Yahudi tentang Mesias (Orang Yahudi beranggapan bahwa Mesias adalah seorang raja duniawi). Karena itulah maka Yesus masuk ke Yerusalem menggunakan seekor keledai, bukan seekor kuda (bandingkan dengan ajaran Theologia Kemakmuran yang mengharuskan orang kristen menjadi kaya sehingga bisa naik mobil mewah!).
Apa artinya naik keledai?
   Keledai bukanlah binatang tunggangan yang hina. Keledai juga dipakai oleh raja / pemimpin, tetapi dipakai dalam keadaan damai (Hak 5:10 & 10:4). Sedangkan kuda dipakai dalam keadaan perang. Jadi, Yesus menyatakan diri sebagai Mesias / Raja dengan menunggang keledai, menun­jukkan diriNya sebagai Raja damai.
   Disamping itu keledainya keledai pinjaman. Lagi pula keledainya tidak punya pelana sehingga harus dialasi dengan pakaian. Ini semua menunjukkan kemiskinan dan kerendahan hati.
Dengan demikian, terlihat dengan jelas bahwa sekalipun Yesus di sini  menyatakan diri sebagai Mesias / Raja, tetapi Ia sekaligus menunjukkan bahwa diriNya bukanlah raja duniawi, dan kerajaanNya bukanlah kerajaan duniawi! Kita semua mempunyai seorang Raja yang bukan raja duniawi. Jadi, patutkah kalau kita hidup untuk dunia?


Monday, April 7, 2014




Renungan Pada  Kebaktian Penghiburan, Senin 07 April 2014
Keluarga Alm. Ir. T. br Sianturi, MS (Ny Bishop RPM Tambunan,STh)
Wahyu  21 : 1- 5
 ”Kematian Adalah Suatu Pembaharuan”

Bapak-Ibu, dan saudara yang  dikasihi Tuhan Yesus Kristus “SETIAP PERUBAHAN MEMBAWA DAMPAK”
Setiap perubahan, pasti akan membawa pengaruh atau akibat, apakah itu pengaruh yang menyenangkan ataupun pengaruh  yang menyusahkan atau tidak menyenangkan
Demikian pula halnya dengan kematian seseorang. Setiap kematian pasti akan membawa pengaruh, Karena setiap kematian, sebenarnya adalah suatu perubahan yang luar biasa. Perubahan ini  berlaku, baik bagi yang bersangkutan, yaitu saudari kita yang terkasih Almarhumah “……” maupun bagi keluarga yang ditinggalkan. Yang menjadi masalah saat ini adalah sejauh mana nilai perubahan yang dialami oleh Saudari kita yang terkasih Almarhumah “……” tersebut akan dapat diterima dengan Iman oleh keluarga yang ditinggalkan bahwa kematian adalah “PINTU MENUJU PERUBAHAN BESAR”.
Bagi keluarga  yang ditinggalkan, perubahan – perubahan itu akan lebih nyata dirasakan, pada saat dinilai dan diamati. Namun sebaliknya adalah lain dengan Almarhumah “…….” yang terkasih. Karena perubahan bagi yang meninggal dunia, diluar jasad, tentunya tidak dapat kita telusuri. Sebab kita yang berada saat ini belum pernah megalami kematian. Lalu kalau demikian, bagaimana kita dapat memahami perubahan yang dialami oleh saudari kita yang terkasih Almarhumah “…….” ?.
“LALU APA MAKSUD PERUBAHAN YG DIUCAPKAN OLEH TUHAN YESUS”
Untuk menjawab hal ini, tidak ada alternatif lain atau jalan lain selain hanya mendengar penjelasan dan menerima serta meng-iman-i isi Firman Allah yang berbicara tetang perubahan itu. Yakni sebagaimana yang difirmankan  melalui nas pembacaan kita saat ini,
“Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru !”
Kepada Yohanes Tuhan Yesus berkata, “Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatu baru”. Jadi maksud dari ucapan ini adalah “bahwa kematian merupakan suatu perubahan !”.  Dan inilah suatu perubahan yang pasti dialami HANYAoleh orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sampai ia meninggal dunia.
Yang meninggal akan mengalami yang baru, karena yang lama sesungguhnya telah lenyap. Lalu apa yang lenyap ?, Yang lenyap adalah seperti yang disebutkan dalam ayat 4 dalam bacaan kita, dan hal-hal lain yang senada dengan itu, antara lain tidak ada lagi Air MataTangisan, Kesakitan, Penderitaan, Kesesakan,
Berbarengan dengan lenyapnya segala unsur yang mendatangkan derita itu, dan duka cita maka yang baru telah berlaku dan telah menjadi bagian dari Almarhumah (………) Yakni suatu “dunia” baru telah menjadi hakekat atau bagian dari Almarhumah saat ini. 
Yang menjadi bagian almarhumah adalah  segala sesuatu yang ditandai oleh Kemuliaan Allah. Seperti yang digambarkan dalam ayat 2, “Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari Allah, bagaikan pengantin perempuan yang berdandan bagi suaminya”. Tentu kita mulai dapat membayangkan arti gambaran tersebut. Yaitu suasana Kemuliaan Allah yang akan membawa kesukaan tersendiri yang tidak dapat dinilai harganya, yang belum pernah dialami dan dirasakan oleh Almarhumah (…..) terkasih selama hidup didunia. Yaitu Suatu perubahan yang membawa pengaruh yang menyukakan, penuh suka cita, penuh kebahagiaan.
Bapak-Ibu-Saudara serta Kel. Duka yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus kita akan “MEMBANDINGKAN SUKACITA DGN DUKA CITA YANG SAAT INI TERJADI PADA KEL ….”
Tentu saja yg terkena dampak pertama kali adalah keluarga yang ditinggalkan. Entah kebiasaan-kebiasaan setiap hari, senyumnya, tertawanya, kemarahanya, kehadirannya dan sebagainya. 
 Ada lima fase yang biasanya dilalui oleh seseorang ketika mengalami duka cita akibat kematian salah seorang anggota keluarga dekat yaitu (1). Shock (Terkejut), (2). Denial (Penyangkalan), (3). Anger (Kemarahan), (4) Mourning (Berkabung) dan (5) Recovery (Pemulihan).
Dapatkah pengaruh yang sangat terasa itu diimbangi dengan apa yang terdapat dalam bacaan nas kita tadi, dapatkah duka cita kita  terhapuskan oleh perubahan yang membawa pengaruh yang menyukakan, yang dialami oleh Almarhumah(………) tercinta ?
Bila kita dengan yakin dan percaya (DENGAN IMAN KEPADA YESUS KRISTUS) bahwa Almarhumah sudah mengalami perubahan yang membawa pengaruh yang meyukakan bagi Akmarhumah “…….”, maka kita pun akan dapat merelakan kepergiannya bersama Tuhan Yesus dengan penuh kelegaan dan suka cita besar, sebab Almarhumah (………) terkasih sudah menempati rumah yang disediakan Tuhan Yesus Kristus, yaitu di Rumah Bapa.


Saturday, April 5, 2014



Khotbah Minggu 06 April 2014
GMI Kasih Karunia, Jalan Hang Tuah 2 Medan
Nats Alkitab: Yehezkiel 37:1-14
“Tuhan yang memulihkan kita”

Allah selalu ingin memulihkan suatu keadaan supaya sesuai kembali dengan apa yang Ia inginkan. Ia membangkitkan Nuh dan keluarganya, Abraham, dan sebagainya, karena Ia ingin memulihkan keadaan manusia. Ia selalu memiliki rencana pemulihan yang besar. Hari ini kita akan melihat salah satu contoh janji pemulihan yang Allah berikan kepada umat-Nya, yaitu Yeh 37:1-14.
  
Analisa konteks

Janji di atas diberikan kepada bangsa Yehuda ketika mereka dalam pembuangan di Babel.

Salah satu keunikan teks ini adalah pengulangan beberapa frase yang mengindikasikan “kedaulatan TUHAN”. Frase “dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN” muncul sebanyak 3 kali (ayat 6b, 13a, 14b). Selain itu, frase “beginilah Firman TUHAN” muncul 4 kali (ayat 4, 5, 9, 12). Mengapa penekanan terhadap kedaulatan TUHAN ini penting dalam konteks Yehezkiel? Karena pada waktu itu bangsa-bangsa mengidentikkan kekalahan suatu bangsa dengan kekuatan/eksistensi allah yang mereka percayai. Kekalahan bangsa Yehuda dari Babel pasti juga membawa dampak spiritual, yaitu keraguan terhadap kekuatan TUHAN (dibandingkan dengan dewa Marduk, dll.).

Situasi bangsa Yehuda (ayat 1-3, 11)

Tulang-tulang di dalam visi Yehezkiel melambangkan bangsa Yehuda (ayat 11a). Penggambaran secara apokaliptis memiliki keuntungan khusus, salah satunya adalah ekspresi melalui verbal-simbolis yang sulit dicapai jika hanya digantikan dengan media verbal.
tulang-tulang Kering” (ayat 1-2, 11)

Kematian yang digambarkan di ayat 1-2 merupakan kematian yang mengerikan: (1) tulang-tulang tersebut berada di lembah. Kematian yang terhormat ada di kuburan. Kematian di lembah/luar kota merupakan simbol kehinaan. Hanya tulang-tulang saja yang ada mengindikasikan bahwa mayat-mayat tersebut tidak dikuburkan dengan layak dan tubuhnya dimakan binatang-binatang liar. Ini merupakan gambaran kematian yang hina menurut konteks waktu itu. (2) tulang-tulang tersebut sangat banyak. Yehezkiel melihat tulang-tulang tersebut memenuhi lembah (ayat 1), berkeliling dan sangat banyak bertaburan (ayat 2). Jumlah yang sangat besar ini biasanya merujuk pada kekalahan perang (band. ayat 9  “orang-orang yang tersembelih ini”); (3) tulang-tulang tersebut sangat kering. Keadaan ‘sangat kering’ ini menggambarkan situasi bangsa Yehuda yang sudah lama berada di pembuangan.

“Tanpa harapan” (ayat 2b, 11)
Keberadaan di pembuangan yang sudah sangat lama menyebabkan bangsa Yehuda kehilangan harapan untuk menjadi sebuah bangsa kembali. Mereka merasa bahwa peluang untuk itu sudah tidak ada, apalagi bangsa Babel menjadi tetap kuat dan tidak ada tanda-tanda bahwa suatu bangsa besar lain sudah muncul. Secara manusia, tulang-tulang itu pasti tidak mungkin dihidupkan kembali.

“Kami sudah hilang (ayat 6-8, 11).
Terjemahan LAI:TB “kami sudah hilang” sulit dipahami. Secara hurufiah, kata Ibrani yang dipakai di sini seharusnya diterjemahkan “terpisah”.(tidak ada lagi kesatuan) Dalam bagian visi, tulang-tulang tersebut digambarkan: terpisah dari sendi-sendinya (ayat 6, “memberikan urat-urat”), berada di tempat yang berbeda-beda (ayat 7 “saling bertemu”). Gambaran ini sesuai dengan situasi historis yang dialami bangsa Yehuda. Sebagian dari mereka tinggal di tanah Yehuda (2Raj 25:12), Mesir (2Raj 25:26), tetapi sebagian besar dibawa ke pembuangan (2Raj 24:14-16; 25:11). Terpisah di sini juga bisa berarti terpisah dari tanah perjanjian.

Pemulihan Allah (ayat 7-10, 12-14)
TUHAN tidak tinggal diam dengan situasi umat-Nya. Ia menubuatkan sebuah pemulihan! Pemulihan apa yang Ia janjikan?
(1)   Pemulihan fisik.
TUHAN menjanjikan pemulihan tanah dan eksistensi sebagai sebuah bangsa (ayat 12-13). Dalam bagian visi, pemulihan ini digambarkan dengan penggabungan tulang-tulang yang dulu terpisah dan tumbuhnya urat/daging yang menyatukan mereka (ayat 7-8). Bagaimanapun, pemulihan ini bukanlah yang paling penting.
(2)   Pemulihan spiritual atau Pemulihan Rohani
Inti pemulihan yang TUHAN lakukan adalah secara spiritual. Apa yang telah terjadi pada bangsa Yehuda secara fisik (kekalahan perang, pembuangan, dll.) sebenarnya merupakan akibat dari kebobrokan spiritualitas mereka. Ketika TUHAN ingin memulihkan, Ia juga ingin memulihkan yang paling esensial: spiritualitas. TUHAN sengaja membedakan jenis pemulihan ini. Ia memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat secara langsung (ayat 4-6), tetapi yang terjadi adalah secara bertahap (ayat 7-8 dan 9-10). Pemulihan ini membuat situasi berbalik 180o: dari tulang-tulang yang kering dan terpisah menjadi tentara yang sangat besar! (ayat 10). Pemulihan jenis ini hanya bisa terjadi apabila dilakukan oleh Roh (ayat 9, 14; bandingkan mode nubuat di ayat 7-8).

Konklusi

Apapun keadaan kita sekarang, janganlah merasa bahwa itu merupakan situasi yang terakhir dan permanen, karena Allah adalah Allah yang suka terhadap pemulihan (reformasi). Alkitab dan sejarah telah menjadi saksi setia terhadap pola kerja Allah ini. Ia ingin supaya keadaan kita berubah. Lebih penting daripada itu, Ia ingin supaya perubahan itu berujung pada pertumbuhan spiritualitas kita. Marilah kita terus mensyukuri dan berharap melalui permasalahan kita, kita akan bertambah mengenal kedaulatan TUHAN dan mencintai Dia.

Aplikasi:

1.   Keadaan kita yang tanpa harapan—tidak ada lagi yang bisa diandalkan dalam hidup, hidup sebagai tulang-tulang yang berserakan, tulang-tulang itu tak mungkin disatukan lagi, apa lagi harapan untuk hidup
Tuhan berjanji akan memberikan harapan—harapan untuk hidup, harapan untuk sukses, harapan untuk Berjaya. Tulang-tulang kering akan bersatu, disatukan oleh urat-urat, ditutupi oleh daging. Akan menjadi tubuh yang sempurna dan kepadanya akan diberikan Roh kehidupan. Dan kini menjadi tentara yang kuat.
2.   Kita diberikan bukan hanya pemulihan secara jasmani tetapi juga pemulihan spiritual. Karena keadaan kita yang tanpa harapan ini disebabkan oleh kebobrokan secara spiritual, Tuhan ingin memulihkan kita secara essensial, itulah pemulihan secara spiritual.
3.    Di Mana Anda Dapat Menemukan Harapan Sejati?
JAM tangan Anda mati dan tampaknya rusak. Sewaktu mencari cara untuk memperbaikinya, Anda menghadapi banyak pilihan. Iklan tentang perbaikan jam tangan berlimpah, semuanya memberikan pernyataan yang meyakinkan, malah ada yang saling bertolak belakang. Tetapi, bagaimana jika Anda mendapati bahwa seorang tetangga Anda adalah pria cerdas yang merancang jam tangan itu bertahun-tahun yang lalu? Selain itu, Anda diberi tahu bahwa ia bersedia membantu Anda, bahkan secara cuma-cuma. Pilihan Anda tampaknya jelas, bukan?
4.    Sekarang, bandingkan jam tangan itu dengan kesanggupan Anda sendiri untuk berharap. Jika Anda mendapati bahwa Anda kehilangan harapan—seperti yang dialami oleh banyak orang pada zaman yang bermasalah ini—ke mana Anda akan berpaling meminta bantuan? Banyak orang mengaku sanggup mengatasi problem itu, tetapi saran yang tak terhitung banyaknya itu bisa membingungkan dan saling bertolak belakang. Jadi, mengapa tidak langsung pergi saja kepada Pribadi yang merancang manusia dengan kapasitas untuk berharap? Alkitab mengatakan bahwa ”dia sebenarnya tidak jauh dari kita masing-masing” dan Dia sangat bersedia untuk membantu.